Senin, 25 November 2019

Rabu, 03 April 2013

belajar dan pembelajaran

Jenis motivasi yaitu
a). motivasi primer, motivasi yang berasal dari motiv2 motiv yang dasar berasal dari biologis, jasmani hingga insting kehidupan dan insting kematian.
B). motivasi sekunder, motivasi ini berkaitan atas, afektif, kognitif dan psikomotor..yang dipengaruhi oleh sikap: kecenderungan untuk berpikir dan kecenderungan dalam melakukan pengalaman.

Perilaku manusia tersebut terdiri atas tiga komponen yaitu, terdiri atas : 1. Komponen afektif yaitu Komponen afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari motif sosial, sikap dan emosi. 2. Komponen kognitif yaitu Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkai dengan pengetahuan. 3. Komponen konatif yaitu Komponen konatif adalah terkai dengan kemauan dan kebiasaan bertidak.

Berdasarkan sifatnya yaitu intrinsic yakni Adalah dorongan untuk melakukan sesuatu atas inisiatif sendiri. Motivasi instrinsik mendorong dan memberi energi pada tingkah laku sehingga mengarah pada timbulnya motivasi berprestasi. dati dalam, lebih kuat dibandingkan ekstrinsik..ekstrinsik yakni dari luar..dorongan terhadap perilaku seseorang yg ada di luar perbuatan yg dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah, menghindari hukuman

Ciri2 orang yg memiliki motivasi tinggi yaitu 1. Tekun dalam menghadapi tugas 2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 3. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah 4. Lebih sering bekerja sendiri 5. Tidak tugas terhadap tugas2 rutin 6. Dapat mempertahankan pendapat 7. Tidak mudah melepaskan hal2 yg diyakini 8. Sering membaca dan mampu memecahkan masalah

Teori motivasi menurut Abraham Maslow 1. Kebutuhan fisiologi yg meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan 2. Kebutuhan rasa aman yg meliputi keamanan jiwa, keamanan harta benda dari perilaku yg adil 3. Kebutuhan social yakni kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan kasih saying, kebutuhan untuk berkomunikasi dgn orang lain 4. Kebutuhan akan penghargaan, meliputi pengakuan dan perhatian, harga diri dll. 5. Pencapaian akan aktualisasi diri sendiri, kebutuhan untuk mengembangkan diri dari pencapaian potensi diri. 6. Kebutuhan kognitif 7. Kebutuhan keindahan 8. Kebutuhan transeden

Kelas yg berpusat pada pelajaran                                       Kelas yg berpusat pada penampilan 
Keberhasilan didefenisikan hanya sbg penguasaan, perkembangan, peningkatan / Keberhasilan itu bagaimana usaha dan perkembangannya
Nilai diletakkan pd nilai tinggi, u/ melakukan sesuatu yg lebih baik /
Alas an u/ puas ketika menemukan tantangan/kerja keras / Mengerjakan sesuatu yg lebih baik dari yg lain dan sukses dengan usaha yg minimum
Guru berorientasi pd pembelajaran siswa / Berorientasi pada performance siswa
Melihat kesalahan sbg sesuatu bagian yg normal dari belajar / Melihat kesalahan sebagai basis u/ melihat kesalahan
Alas an u/ berusaha, u/ meningkatkan pemahaman / u/ mendapatkan nilai tinggi sehingga dapat dipandang melakukan sesuatu yg dianggap baik
Kemampuan dipandang sebgai tambahan dan dapat diubah / Satu kesatuan/kesuluruhan dan diperbaiki
Alas an penilaian, diberikan u/ mengukur perkembangan melalui kriteria yg ditentukan / Menentukan nilai u/ membandingkan nilai antara siswa yg satu dengan yg lain

Tujuan evaluasi :
1. U/ mengetahui tingkat kemajuan yg dicapai peserta didik dalam kurung waktu tertentu
2. u/ mengetahui kedudukan peserta didik
3. u/ mengetahui tingkat usaha yg dilakukan siswa
4. u/ mengetahui sejauh mana seseorang telah menggunakan fasilitas kognitif
5. u/ mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode yg telah digunakan

macam2 evaluasi :
1. pre test dan post test, digunakan oleh guru sebelum memulai pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan siswa sejauh mana yg belum dilakukan. Post test yaitu evaluasi yg dilakukan setelah penyajian materi u/ mengetahui pengetahuan siswa sejauh mana yg telah dilakukan
2. diagnostic, yaitu mengkaji bagian2 tertentu yang masih belum dipahami
3. evaluasi kromatik, berlangsung dalam suasana yg formal. Misx ulangan dll
4. evaluasi simatik, untuk mengukur prestasi kerja pada satu periode tertentu, digunakan u/ buku lapor
5. UAN

Syarat2 evaluasi :
1. Kesahihan : kualitas : Kesahihan atau validitas (validity) yaitu ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi.
2. Keberandalan : tingkat kepercayaan : Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 1980: 81).
3. Kepraktisan : berbagai kemudahan dalam alar evaluasi yg digunakan : Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterprestasi atau mengolah hasilnya, maupun kemudahan dalam menyimpannya.
Alat evaluasi :
1. Objektif
2. Subyektif

defenisi belajar
Moh. Surya : belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Thursan Hakim : belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.
Slameto : belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Ngalim : Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
M. Sobry : Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Skinner : Belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku.
Gagne : proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Lester D. Crow : Learning is the acuquisition of habits, knowledge and attitudes ( Belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaankebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap )
Hudgin : Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku, yang mengakibatkan adanya pengalaman
Witherinthon : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.

Ciri belajar :
Syaiful bahri :
- Perubahan yang terjadi secara sadar.
- Perubahan dalam belajar yang bersifat fungsional.
- Perubahan dalam belajar yang bersifat positif dan aktif.
- Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
- Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
- Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Muh. Surya :
INTENSIONAL : Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar
- KONTINYU : Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
- FUNGSIONAL : Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang
- POSITIF : Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan
- AKTIF : Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan
- TERARAH : Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang
- MENYELURUH : Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya.
- bersifat pemanen. Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya 

menurut para ahli
Sukandi (1983: 18); tujuan belajar adalah mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatan. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengertian, sebagai pengetahuan atau penerimaan dan penghargaan. 
Surakhmat(1986) mengatakan bahwa tujuan belajar adalah mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, dan pembentukan sikap dan perbuatan. 
1. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. 
2. Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. 
3. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. 
4. Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran .

Dalam pembelajaran individual siswa memiliki keleluasan berupa:
1. Kebebasan menggunakan waktu belajar berdasarkan kemampuan sendiri,
2. Kebebasan menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukannya,
3. Keleluasan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
4. Siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar,
5. Siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri, serta
6. Siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajar sendiri.

Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu. Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa:
1. Perencanaan kegiatan belajar,
2. Pengorganisasian kegiatan belajar,
3. Penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa, dan
4. Fasilitas yang mempermudah belajar.

Peran Siswa dalam Pembelajaran Kelompok
Kecil Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok. Kelompok kecil merupakan satuan kerja yang kompak. Ciri-ciri kelompok kecil yang menonjol sebagai berikut:
(i) tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok,
(ii) tiap siswa merasa diri memiliki tujuan bersama berupa tujuan kelompok,
(iii) memiliki rasa saling membutuhkan dan saling tergantung,
(iv) ada interaksi dari komunikasi antar anggota, serta
(v) ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok.
Dari segi individu, keanggotaan siswa dalam kelompok kecil merupakan pemenuhan kebutuhan berasosiasi. Tiap siswa dalam kelompok kecil menyadari bahwa kehadiran kelompok diakui bila kelompok berhasil memecahkan tugas yang dibebankan. Dalam hal ini timbullah rasa bangga dan rasa memiliki kelompok pada tiap anggota kelompok. Siswa berbagi tugas, tetapi merasa satu dalam semangat kerja.

Peranan guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari
(i) pembentukan kelompok,
(ii) perencanaan tugas kelompok,
(iii) pelaksanaan, dan
(iv) evaluasi hasil belajar kelompok

Dalam klasik , guru dapat mengajar seorang diri atau bertindak sebagai tim pembelajar. Bila guru menjadi tirn pembelajar, maka asas tim pembelajar harus dipatuhi. Tim pembelajar perlu menyusun desain pembelajaran kelas secara baik.
1. Prinsip Perhatian Menurut Sumadi S. (1984), perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar, dari kajian teori belajar dan pengelohan informasi. Terungkap bahwa tanpa perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage Berliner, 21984:335). Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah pada pencapaian tujuan belajar. Siswa harus membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya. Pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk rangsangan suara, warna, bentuk, gerak dan rangsangan lain yang dapat diindera. Dengan demikian siswa diharapkan selalu melatih indranya untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalam proses pembelajaran.
2. Prinsip Motivasi Motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar karena motivasi berkaitan dengan tujuan, seperti yang dikemukakan Petri (1986: 3), motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Menurut Sardima (1992: 25) ada tiga fungsi motivasi yaitu: (a) mendorong untuk berbuat (b) menentukan arah perbuatan dan (c) menyeleksi perbuatan.
3. Prinsip Keaktifan Belajar adalah berbuat untuk mengubah perilaku. Tidak ada belajar kalau tidak ada keaktifan. Menurut John Dewey (dalam Daies, 1937: 31), belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan pengarah. Dalam hal kegiatan belajar, Rousseay dalam Sardiman, 1992: 96) memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.
4. Prinsip Keterlibatan Langsung Dalam belajar melalui pengamatan langsung, siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi harus menghayati, berbuat dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukkan oleh John Dewey dengan “Learning by doing”, belajar harus dilakukan oleh siswa melalui perbuatan langsung. Keterlibatan siswa dalam belajar meliputi keterlibatan fisik dan mental emosional.
5. Prinsip Pengulangan Menurut teori psikologi, daya belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada diri seseorang. Daya-daya tersebut terdiri dari daya mengamati, menanggapi, berpikir dan sebagainya.
6. Prinsip Tantangan Dalam situasi belajar, siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi kadang-kadang terdapat hambatan. Agar para siswa timbul motif untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan ajar haruslah menantang, misalnya: bahan pelajaran yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untu mempelajarinya, selain itu siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi.
7. Prinsip Balikan dan Penguatan Berdasarkan teori belajar yang dikemukakan Thorndike dengan teorinya “Law of effect” dalam hal ini siswa akan lebih bersemangat belajar apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Hasil yang baik akan menjadikan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik pada usaha belajar selanjutnya. Namun, dorongan belajar itu menurut Skinner tidak oleh penguatan yang menyenangkan, tetapi juga yang tidak menyenangkan. Siswa yang belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan, nilai yang baik itu mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi (penguatan positif). Sebaliknya, siswa yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, sehingga mendorongnya untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang jelek dan takut tidak naik kelas bias juga mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi (penguatan negatif).
8. Prinsip Perbedaan Individual Perbedaan individual berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Perbedaan tersebut terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya. Umumnya pembelajaran yang bersifat klasikal mengabaikan perbedaan individual siswa karena pada pembelajaran secara klasikal, siswa dilihat sebagai individu dengan kemampuan rata-rata. Untuk itu pembelajaran secara klasikal diupayakan menggunakan metode dan media secara bervariasi sehingga dapat memenuhi karakteristik siswa. Selain itu, tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa, sehingga siswa yang pandai, sedang dan kurang akan merasakan berhasil di dalam belajar.

Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
1. Prinsip Perhatian Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Siswa diharapkan selalu melatih indranya untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalam proses pembelajaran. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran, diupayakan untuk membangkitkan perhatian siswa dengan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan. Implikasi prinsip perhatian guru tertampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut: a. Guru menggunakan metode secara bervariasi. b. Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi yang diajarkan. c. Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton. d. Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing (direction question).
2. Prinsip Motivasi Implikasi prinsip motivasi bagi siswa disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan secara terus-menerus. Siswa dapat melakukannya dengan menentukan atau mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai, menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang lain, menentukan target atau sasaran penyelesaian tugas belajar dan perilaku sejenis lainnya. Implikasi prinsip motivasi bagi guru yang tertampak pada perilaku-perilakunya adalah:
a. Memilih bahan ajar sesuai minat siswa.
b. Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
c. Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya kepada siswa.
d. Memberikan pujian verbal atau non-verbal terhadap siswa yang memberikan respon terhadap pertanyaan yang diberikan.
e. Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa.
3. Prinsip Keaktifan Prinsip Keterlibatan Siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk itu pembelajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari reaksi kimia, membuat karya tulis, membuat kliping dan perilaku sejenis lainnya. Implikasi prinsip keaktifan siswa lebih lanjut menuntu keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran. Peran guru mengorganisasikan kesempatan belajar bagi siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada (Sten, 1998 : 224). Hal ini berarti pula bahwa kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu aktif mencari, memperoleh dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, guru dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut: a. Menggunakan multimetode dan multimedia. b. Memberikan tugas secara individual dan kelompok. c. Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil (beranggota tidak lebih dari 3 orang). d. Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas, serta e. Mengadakan tanya jawab dan diskusi.
4. Prinsip Keterlibatan Langsung Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langusng bagi siswa misalnya adalah siswa ikut dalam pembuatan lapangan bola voli, siswa melakukan reaksi kimia, siswa berdiskusi untuk membuat laporan, siswa membaca puisi di depan kelas dan perilaku sejenis lainnya. Perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik, mental emosional dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, maka guru hendaknya merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik siswa dan karakteristik isi pelajaran.
Perilaku sebagai inplikasi prinsip keterlibatan langusng/berpengalaman diantaranya adalah:
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individual dan kelompok kecil.
b. Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demonstrasi.
c. Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa.
d. Memberikan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakan psikomototik yang dicontohkan.
e. Melibatkan siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi di luar kelas atau luar sekolah.
f. Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran. Implikasi lain dari adanya prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru adalah kemampuan guru untuk bertindak sebagai manajer/pengelola kegiatan pembelajaran yang mampu mengarahkan, membimbing dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.
5. Prinsip Pengulangan Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan.Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip pengulangan diantaranya adalah mennghapal unsur-unsur kimia setiap valensi, mengerjakan soal-soal latihan, menghapal nama-nama latin tumbuhan, atau menghapal tahun-tahun terjadinya peristiwa sejarah. Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan pengulangan karena tidak semua pesan pembelajaran membutuhkan pengulangan. Pengulangan terutama dibutuhkan oleh pesan-pesan pembelajaran yang harus dihapalkan secara tetap tanpa ada kesalahan sedikit pun. Pengulangan juga diperlukan terhadap pesan-pesan pembelajaran yang membutuhkan latihan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan adalah: a. Merancang pelaksanaan pengulangan. b. Mengembangkan/merumuskan soal-soal latihan. c. Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus diulang. d. Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan, dan e. Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi.
6. Prinsip Tantangan Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntunan dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses dan mengolah pesan. Siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapinya. Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan ini diantaranya adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah. Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan dan alat pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran.
Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan adalah:
a. Implikasi dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secara individual atau dalam kelompok kecil (3-4 orang)
b. Memberikan tugas kepada siswa untuk memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain di luar sekolah sebagai sumber informasi.
c. Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang selesai disajikan.
d. Mengembangkan bahan pembelajaran (teks, hand out, modul dan lainnya) yang memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan tantangan di dalamnya, sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran disajikan secara detail tanpa memberikan kesempatan siswa mencari dari sumber lain.
e. Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip dan generalisasi sendiri.
f. Guru merancang dan mengelola kegiatan diskusi untuk menyelenggarakan masalah-masalah yang disajikan dalam topik diskusi.
7. Prinsip Balikan dana Penguatan Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa di antaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek. Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran harus dapat menentukan bentuk, cara serta kapan balikan dan penguatan diberikan.Agar balikan dan penguatan bermakna bagi siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa.
Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
a. Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan yang telah dijawab siswa secara benar ataupun salah.
b. Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan.
c. Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa (berupa makalah, laporan, klipping pekerjaan rumah), berdasarkan hasil koreksi guru terhadap hasil kerja pembelajaran.
d. Membagikan lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoreksi oleh guru, disertai skor dan catatan-catatan bagi pebelajar.
e. Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peringkat yang diraih setiap siswa berdasarkan skor yang dicapai dalam tes.
f. Memberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada siswa yang menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan guru.
g. Memberikan hadiah/ganjaran kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas.
8. Prinsip Perbedaan Individual Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri. Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut untuk memberikan perhatian kepada semua keunikan yang melekat pada tiap siswa. Guru harus mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik mereka orang per orang.
Implikasi prinsip perbedaan individual bagu guru berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
a. Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
b. Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran.
c. Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan, dan
d. Memberikan remediasi ataupun penanyaan kepada siswa yang membutuhkan.

Tujuan belajar dan pembelajaran yang lebih spesifik dikemukakan oleh taksonomi Instruksional Bloom. Menurut Bloom, siswa belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya.
Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, sebagai berikut:
1) Pengetahuan, yang berkenaan dengan ingtan tentang fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
3) Penerapan, kemampuan mengaplikasi yang mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya dapat menguraikan sebab-sebab terjadinya sesuatu, dan memahami hubungan antar bagian-bagiannya.
5) Sintesis, adalah proses memadukan bagian-bagian atau unsure-unsur secara logis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun program kerja.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat, menilai, dan menentukan keputusan tentang suatu hal berdasarkan criteria tertentu. Misalnya kemampuan menilai hasil karangan.

Ranah afektif terdiri dari lima perilaku, yakni:
1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan.
2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan.
3) Penilaian dan penentuan sikap yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui dan menentukan sikap. Misalnya dapat menerima pendapat orang lain.
4) Organisasi, mencakup kemampuan membentuk suatu system nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya menempatkan suatu nilai dan menjadikannya sebagai pedoman bertindak secara bertanggung jawab.
5) Pembentukan pola hidup, yang mencakup menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola kehidupan pribadi. Misalnya, kemampuan mempermbangkan dan menunjukkan tindakan disiplin.

Sedangkan ranah psikomotorik terdiri dari tujuh perilaku, yaitu:
1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milah hal-hal secara khas serta menyadari perbedaannya. Misalnya perbedaan warna, membedakan angka 6 9enam) dan 9 sembilan).
2) Kesiapan, yang mencakup kesiapan secara jasmani dan rohani sebelum terjadinya suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
3) Gerakan terbimbing, kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan, seperti meniru gerak tari.
4) Gerakan terbiasa, kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan lompat tinggi dengan tepat.
5) Gerakan kompleks, yaitu kemampuan melakukan gerakan atau keterampulan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancer, efisien dan tepat. Misalnya membongkar pasang peralatan secara tepat.
6) Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerak dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya keterampilan bertanding olahraga.
7) Kreativitas, yang mencakup kemampuan melahirkan pola gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat tari kreasi baru (Dimyati, 2000).

A. Unsur-unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran Unsur-unsur dinamis pada guru untuk penyelenggaraan pembelajaran dan unsur dinamis siswa untuk proses belajar terbagi atas beberapa unsur unsur :
1. Unsur Dinamis Pembelajaran Pada Diri Guru
a. Motivasi membelajarkan siswa dalam hal ini guru sebagai motivator belajar siswa, agar motif-motif positif pada diri siswa dapat di tingkatkan.
b. Kondisi guru agar siap membelajarkan siswa, dimana guru harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Berikut ini beberapa kompetensi dasar guru yang harus dikuasai :
1. Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:  Membuat desain pembelajaran secara tertulis, lengkap dan menyeluruh  Meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh.  Bertindak sebagai guru yang mendidik.  Meningkatkan profesinalisme keguruan.  Guru berperan sebagai fasilitator belajar, pembimbing belajar, dan pemberi balikan belajar.
2. Menguasai bahan  Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah  Menguasai bahan pengayaan/ penunjang bidang studi
3. Mengelola program belajar-mengajar
4. Mengelola kelas  Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran  Menciptakan iklim belajar mngajar yang serasi
5. Penggunaan media/sumber  Mengenal, memilih dan menggunakan media  Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana  Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar  Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar
6. Mengelola interaksi belajar mengajar
7. mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah

2. Unsur-Unsur Dinamis Siswa Dalam Proses Belajar Unsur-unsur dinamis pada diri siswa dan upaya pengembangan dalam proses belajar adalah sebagai berikut :
a. Unsur motivasi belajar Didalam proses belajar tidak semua siswa memiliki motivasi yang sama. Ada siswa yang telah memiliki motivasi yang kuat, ada pula siswa yang motivasinya rendah, bahkan ada yang tidak memiliki motivasi untuk belajar sama sekali.
Guru dapat memilih peran sesuai dengan keadaan siswa, yaitu :
1. Menumbuhkan motivasi apabila siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar.
2. Meningkatkan motivasi apabila siswa memiliki motivasi belajar yang rendah
3. Memelihara motivasi apabila siswa telah memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
Dalam upaya Pengembangannya dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Menghadapkan siswa pada hal-hal yang menantang, misalnya dengan jalan mengadakan pemecahan masalah dengan cara menyelidiki, mengadakan percobaan, membuat sesuatu dan sebagainya agar menguatkan motivasi siswa
2. Bagi siswa yang kurang atau lamban di dorong untuk lebih aktif belajar, sementara siswa yang pandai di mintai untuk menjadi tutor dengan tugas memberi penjelasan atau membantu hal-hal yang belum di mengerti atau belum dikerjakan

b. Unsur materi atau bahan belajar. Bahan belajar dapat berwujud isi pendidikan. Isi pendidikan dapat berupa pengetahuan,perilaku, nilai, sikap, dan metode pemerolehan. Bahan belajar dapat dijadikan sarana mempergiat belajar. Bahan belajar dapat menarik perhatian siswa. Guru memiliki peranan penting dalam memilih bahan belajar, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :  Menyesuaikan bahan belajar dengan sasaran belajar (siswa)  Menyesuaikan tingkat kesukaran bahan dengan kemampuan siswa  Menyesuaikan evaluasi hasil belajar dengan bahan belajar dengan mempertimbangkan kemampuan-kemampuan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Upaya pengembangannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Upayakan ada pemilihan materi pembelajaran
2. Siswa di ikut sertakan untuk ikut mempertanggung jawabkan pemilihan materi pembelajaran
3. Siswa di usahakan untuk memanfaatkan sumber belajar di lingkugan sekitar yang tersedia mungkin

c. Unsur suasana belajar Suasana belajar dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik suasana belajar berupa kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, dan alat belajar lain yang mempunyai pengaruh pada kegiatan belajar siswa. Jika keadaan fisik sekolah tidak membuat nyaman belajar, maka guru dapat melakukan usaha perbaikan, misalnya menata ruang belajar. Selain itu, berkewajiban mewujudkan pergaulan yang akrab dan tertib disekolah dan berperan membina hubungan baik dengan orang tua dan pihak lain untuk terciptanya suasana yang kondusif untuk belajar.
Dalam upaya pengembangannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Di usahakan adanya suasana belajar yang akrab dan gembira
2. Siswa belajar bervariasi
3. Kelas di atur secara flexibel sesuai dengan kebutuhan siswa yang belajar
4. Kelas dengan jumlah siswa jangan terlalu besar 5. Menggunakan multi metode dan multi media

d. Unsur media belajar Pembelajar sebagai perancang dan pengguna media dan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Media dan sumber belajar memiliki manfaat untuk mencapai sasaran belajar. (kemampuan pebelajar dalam mendesain dan memproduksi media dan sumber bahan ajar sesuai dengan bahan pelajaran yang diajarkan.
2. Pembelajar dapat memanfaatkan pengetahuan yang ada disurat kabar, majalah, radio, televis, museum, dan sejenisnya untuk pokok bahasan tertentu.
Upaya pengembanganya dapat di usahakan dengan cara sebagai berikut : 1. Peningkatan penggunaan media 2. Mengikutsertakan siswa dalam penyiapan media dan menggunakan media 3. Siswa di latih membuat media pembelajarn sendiri

e. Unsur kondisi siswa yang belajar Siswa adalah subyek pebelajar dan guru adalah subyek pembelajar bagi siswa. Sebagai subyek pembelajar, guru berhadapan langsung dengan siswa yang merupakan pribadi-bribadi yang sedang berkembang. Dalam diri siswa secara umum mempunyai kesamaan disamping perbedaan satu sama lain, yaitu :
1. Persamaan yang harus dikenal guru  Hakikat sebagai anak Anak didik bukan anak dewasa, tetapi sedang berkembang untuk menjadi dewasa  Kebutuhan Pokok Tiap anak mempunyai kebutuhan tertentu. Jika kebutuhan tidak dipenuhi maka akan timbul masalah
2. Perbedaan anak satu dengan yang lainnya antara lain sebagai berikut :  Perilaku belajar siswa berbeda satu dengan lainnya  Kondisi kepribadian siswa secara individual berbeda  Kondisi intelegensi, bakat, minat dan motivasi  Kondisi fisik ada yang kuat, ada yang lemah, ada yang sehat dan ada yang sakit.  Kondisi sosial ekonomi  Latar belakang kehidupan rumah tangga orang tua
Upaya Pengembangannya antadapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pembelajaran secara ideal dengan individual
2. Sistem klasikal yang sekarang berlaku di usahakan untuk dilaksanakan secara klasikal bervariasi.

Taksonomi Bloom Lama dan Taksonomi Bloom Revisi

A. Taksonomi sebelum revisi Pada tahun 1956 Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level, yaitu
: 1. Pengetahuan (knowledge), Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk,
2. Pemahaman (comprehension), Tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkannya dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya.
3. Aplikasi (apply), Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram
4. Analisis (analysis), Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
5. Sintesis (synthesis), Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
6. Evaluasi (evaluation) Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis,

B. Taksonomi Bloom Setelah Direvisi Menurut Anderson dan Krathwohl (2001: 66-88) dimensi proses kognitif terdiri atas beberapa tingkat yaitu:
1. Remember (Mengingat) Mengingat adalah kemampuan memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kategori Remember terdiri dari proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat). Untuk menilai Remember, siswa diberi soal yang berkaitan dengan proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat).
a. Recognizing (mengenal kembali). Recognizing adalah memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang kemudian membandingkannya dengan informasi yang tersaji. Dalam Recognizing, siswa mencari potongan informasi dalam memori jangka panjang yang identik atau hampir sama dengan informasi yang baru disampaikan. Ketika menemui informasi baru, siswa menentukan mana informasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang sebelumnya diperoleh kemudian mencari yang cocok.
b. Recalling (mengingat) Recalling adalah memperoleh kembali pengetahuan yang sesuai dari memori jangka panjang ketika merespon suatu masalah atau diberikan suatu perintah. Perintah dapat berupa sebuah pertanyaan. Dalam Recalling, siswa mencari sebagian informasi dalam memori jangka panjang, kemudian membawanya untuk mengerjakan memori dimana informasi ini dapat diproses.
2. Understand (Memahami) Memahami adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan maupun grafik. Siswa mengerti ketika mereka mampu menentukan hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan mereka yang lalu. Kategori Understand terdiri dari proses kognitif Interpreting (menginterpretasikan), Exemplifying (memberi contoh), Classifying (mengklasifikasikan), Summarizing (menyimpulkan), Inferring (menduga), Comparing (membandingkan), dan Explaining (menjelaskan)
a. Interpreting (menginterpretasikan) Interpreting adalah kemampuan siswa untuk mengubah informasi yang disajikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Interpreting dapat berupa mengubah kalimat ke kalimat, gambar ke kalimat, angka ke kalimat, kalimat ke angka, dan lain sebagainya.
b. Exemplifying (memberi contoh) Exemplifying adalah kemampuan siswa untuk memberikan contoh yang spesifik atau contoh mengenai konsep secara umum. Exemplifying dapat pula berarti mengidentifikasi pengertian dari bagian-bagian pada konsep umum.
c. Classifying (mengklasifikasikan) Classifying adalah ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu merupakan bagian dari suatu kategori. Classifying dapat diartikan pula sebagai mendeteksi ciri atau pola yang menunjukkan bahwa ciri atau pola tersebut sesuai dengan kategori tertentu atau konsep tertentu. Jika Exemplifying dimulai dari konsep umum dan meminta siswa untuk mencari contoh khususnya, maka Classifying dimulai dari contoh khusus dan meminta siswa untuk mencari konsep umumnya.
d. Summarizing (menyimpulkan) Siswa dikatakan memiliki kemampuan Summarizing ketika siswa dapat memberikan pernyataan tunggal yang menyatakan informasi yang disampaikan atau topik secara umum.
e. Inferring (menduga) Inferring berarti dapat mencari pola dari beberapa contoh kasus. Siswa dikatakan memiliki kemampuan Inferring jika siswa dapat membayangkan konsep atau prinsip yang merupakan bagian dari contoh dengan cara mengkode karakteristik yang sesuai dari masing-masing contoh dan lebih penting lagi dengan tidak ada hubungan antara contoh-contoh tersebut.
f. Comparing (membandingkan) Comparing adalah kemampuan menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek. Comparing dapat juga diartikan sebagai mencari korespondensi satu-satu antara objek yang satu dengan objek yang lain.
g. Explaining (menjelaskan) Explaining adalah kemampuan merumuskan dan menggunakan model sebab akibat sebuah sistem. Siswa yang memiliki kemampuan menjelaskan dapat menggunakan hubungan sebab akibat antar bagian dalam suatu sistem.
3. Apply (Menerapkan) Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan soal sehingga siswa terlatih untuk mengetahui prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal.
Kategori menerapkan (Apply) terdiri dari proses kognitif kemampuan melakukan (Executing) dan kemampuan menerapkan (Implementing).
a. Executing (melakukan) Dalam Executing, jika siswa menemui soal yang sudah dikenal, siswa akan mengetahui prosedur yang akan digunakan. Keadaan yang sudah dikenal ini sering memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara apa yang akan digunakan. Executing lebih cenderung kepada kemampuan menyelesaikan masalah secara skill dan algoritma daripada kemampuan teknik dan metode. Skill dan algoritma memiliki ciri sebagai berikut:
1) langkah pengerjaan soal lebih berurutan
2) jika setiap langkah dikerjakan dengan benar, maka hasil yang akan diperoleh juga pasti benar.
b. Implementing (menerapkan) Dalam Implementing, siswa memilih dan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan soal yang belum dikenal siswa. Karena itu, siswa harus memahami benar masalah tersebut sehingga siswa dapat menemukan prosedur yang tepat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Implementing berhubungan dengan dua kategori yang lain yaitu Understand dan Create. Karena siswa belum mengenal soal yang dihadapi sehingga siswa belum mengetahui prosedur apa yang akan digunakan. Karena itu, kemungkinan prosedur yang akan digunakan bukan hanya satu, mungkin membutuhkan beberapa prosedur yang dimodifikasi. Implementing berhubungan dengan teknik dan metode daripada skill dan algoritma.
Teknik dan metode memiliki dua ciri:
1) prosedur mungkin lebih cenderung berupa flowchart daripada langkah yang berurutan, karena itu prosedur memiliki beberapa titik tujuan,
2) jawaban mungkin tidak tunggal. Jawaban yang tepat mungkin terjadi jika setiap langkah dilakukan dengan benar.
4. Analyze (Menganalisis) Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut dengan keseluruhannya. Analisis menekankan pada kemampuan merinci sesuatu unsur pokok menjadi bagian-bagian dan melihat hubungan antar bagian tersebut. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
Kategori Apply terdiri kemampuan membedakan (Differentiating), mengorganisasi (Organizing) dan memberi simbol (Attributing)
a. Differentiating (membedakan) Membedakan meliputi kemampuan membedakan bagian-bagian dari keseluruhan struktur dalam bentuk yang sesuai.
b. Organizing (mengorganisasi) Mengorganisasi meliputi kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur secara bersama-sama menjadi struktur yang saling terkait.
c. Attributing (Memberi simbol) Attributing adalah kemampuan siswa untuk menyebutkan tentang sudut pandang, bias, nilai atau maksud dari suatu masalah yang diajukan. Attributing membutuhkan pengetahuan dasar yang lebih agar dapat menerka maksud dari inti permasalahan yang diajukan.
5. Evaluate (Menilai) Menilai didefinisikan sebagai kemampuan melakukan judgement berdasar pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria sering digunakan adalah menentukan kualitas, efektifitas, efisiensi, dan konsistensi, sedangkan standar digunakan dalam menentukan kuantitas maupun kualitas. Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu.
Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek) dan Critiquing (mengkritik).
a. Checking (mengecek) Cheking adalah kemampuan untuk mengetes konsistensi internal atau kesalahan pada operasi atau hasil. mendeteksi keefektifan prosedur yang digunakan.
b. Critiquing (mengkritik) Critique adalah kemampuan memutuskan hasil atau operasi berdasarkan criteria dan standar tertentu. mendeteksi apakah hasil yang diperoleh berdasarkan suatu prosedur menyelesaikan suatu masalah mendekati jawaban yang benar
6. Create (Berkreasi) Create didefinisikan sebagai menggeneralisasi ide baru, produk atau cara pandang yang baru dari sesuatu kejadian. Create di sini diartikan sebagai meletakkan beberapa elemen dalam satu kesatuan yang menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu bentuk yang koheren atau fungsional. Siswa dikatakan mampu Create jika dapat membuat produk baru dengan merombak beberapa elemen atau bagian ke dalam bentuk atau stuktur yang belum pernah diterangkan oleh guru sebelumnya. Proses Create umumnya berhubungan dengan pengalaman belajar siswa yang sebelumnya.

Rabu, 06 Maret 2013

4 kompetensi guru profesional

Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompentensi, antara lain: 1. Kompetensi Padegogik - Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, cultural, emosional, dan intelektual - Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. - Mengembangkan kurikulum yang terkait mata pelajaran yang diampu. - Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik - Memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran. - Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik. - Berkomunikasi efektif, empatik, dan santun ke peserta didik. - Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar. 2. Kompentensi Kepribadian - Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, social dan budaya bangsa - Penampilan yang jujur, berakhlak mulia, teladan bagi peserta didik dan masyarakat. - Menampilkan dirisebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa - Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. - Menjunjjung tinggi kode etik profesi guru. 3. Kompentensi Sosial. - Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agara, raskondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga. - Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. - Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman social budaya. - Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan 4. Kompentensi Profesional - Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang dimampu - Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu - Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif. - Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif - Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.

Selasa, 05 Februari 2013

Cara Membuat Tulisan Berjalan Pada Taskbar Blog

Mungkin bagi seorang Bloger tak lengkap rasanya bila tak memiliki tulisan berjalan pada taskbar blog, pengen tau caranya., okey langsung aja aku mulai.. cekidot ::.. 1. Log in ke blogger 2. Pilih Rancangan kemudian Edit HTML 3. Jangan lupa beri tanda centang pada Expand Template Widget 4. Cari kode berikut untuk mempermudah pencarian, dengan cara : ctrl+F , 5. Copas kode dibawah ini di bawah kode tadi.. ================================= ================================= -> ket: tulisan yang berwarna tebal anda ganti dengan teks anda sendiri 6. Lihat apakah berhasil dengan (PRATINJAU) jika berhasil SIMPAN,dan lihat hasilnya mudah bkan.....????

Minggu, 22 Januari 2012

heboh bangeet

biologi 2009

yani

imam

asrun dan awal

sinta

okan, erin dan arum

rauf dan menong

imam yang ditengah

suharno dan istri

lompat indah

Sabtu, 14 Januari 2012

MAKALAH AVES

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang, dengan pengecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitive, hal tersebut menjadi karakter atau ciri khas pada kelas Aves dan menjadi pembeda dengan kelas lain pada phylum Vertebrata.
Kelas Aves memeiliki banyak anggota sehingga pada perkembangannya Aves dikelompokkan menjadi 27 ordo dengan kriteria-kriteria tertentu. Banyaknya anggota Aves tersebut memjadikan Aves memeiliki banyak peranan dalam kehidupan diantaranya menjadi sumber protein bagi manusia, hewan hiasan dan masih banyak manfaat lainnya. Dengan komplektifitas struktur tubuh Aves menurut penelitian Aves berasal dari Reptil terbang.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui morfologi, anatomi dan fisiologi dari kelas Aves
2. Untuk mengetahui evolusi dari kelas Aves
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari kelas Aves
4. Untuk mengetahui manfaat dari kelas Aves

C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui morfologi, anatomi dan fisiologi dari kelas Aves
2. Dapat mengetahui evolosi dari kelas Aves
3. Dapat mengetahui klasifikasi dari kelas Aves
4. Dapat mengetahui manfaat dari kelas Aves

BAB II
PEMBAHASAN
A. MORFOLOGI AVES
Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan aves/burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
1. Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya. Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
a. Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
b. Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c. Plumae, Bulu yang sempurna.
d. Barbae
e. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.

Gambar Struktur Bulu Burung

Susunan plumae terdiri dari :
a. Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
b. Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
c. Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
d. Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.

Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:

a. Tectrices, bulu yang menutupi badan.
b. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
c. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
d. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
e. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
f. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
g. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari
2. Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu. Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna biru tetapi tidak mengandung pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003). Salah satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco corythaix, mempunyai kuning telur berwarna merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60% dari pigmen merah yang disebut astasantin.
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya. Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena sinar matahari.

3. Aransemen Bulu
Bulu-bulu burung sebenarnya tidak merata, tetapi dirancang pada bidang-bidang terbatas yang disebut pterilae dan ada bidang kecil yang tidak ditumbuhi bulu disebut apterile. Pengecualian pada penguin dan burung kiwi yang bulunya menutupi hampir sebagian besar tubuhnya. Bulu burung dapat dinamai sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:
a. capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang kepala dan terus ke pterilae berikutnya.
b. Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke dasar ekor dan bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
c. Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang turun ke sisi ventral leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral melewati sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus. Bagian apterilae dadabawah dan perut beberapa burung, kaya pembuluh darah selama bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
d. Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit yang meluas ke belakang pada sisi pundak.
e. Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan kuat.
f. Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb merupakan sisa jari kedua. Sedangkan bulu yang menutupi permukaan atas dan bawah sayap disebut dngan covert dan bulu pada aksial sayap disebut aksillaria.
g. Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat sendi lutut ke tubuh.
h. Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki.


4. Pergantian Bulu
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua tahun.Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sempurnanya bulu setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa berbeda-beda. Ada beberapa spesies burung yang pada saat menetas telanjang /tidak memiliki bulu. Bulu pada saat menetas disebut dengan natal plumage. Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
a. Juvenal plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage. Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan diganti bulu first winter plumage.
b. First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan, tergantung dari spesiesnya.
c. First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa kawin pertama.
d. Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
Warna bulu burung jantan dan betina dari sejumlah spesies adalah identik tetapi masih dapat dibedakan karena secara mayoritas warna bulu burung jantan lebih cerah terutama bulu masa kawin. Namun pada pejantan itik tertentu, setelah musim bersarang, hasil pergantian bulu setelah kawin, warna bulunya menjadi pudar abu-abu kemerahan dan bulu sayapnya lepas sehingga untuk sementara tidak dapat terbang. Oleh karenanya, itik jantan ketika masa ini menjadi tidak menarik.
Fungsi bulu pada aves yaitu dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca dingin, sementara saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu mereka, sebagai penutup tubuh. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem. Untuk memperindah tubuh. Plumae berfungsi agar dapat terbang. Plamulae berfungsi Sebagai isolator. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor. Mengangkat tubuh burung di udara. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Untuk melindungi kulit dari serangga. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung adalah sebagai berikut :
1) Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
2) Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
3) Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
4) Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
5) Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
Selain itu Aves juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
a. Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada Aves:
1) Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala.
2) Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
3) Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
4) Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
5) Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
6) Korakoid : Penghubung tulang dada.
7) Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
8) Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
9) Pelvis : Penghubung tulang ekor.
10) Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
11) Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
12) Tulang paha : Untuk persendian.

B. FISIOLOGI AVES
1. SISTEM PENCERNAAN
a. Organ Pencernaan Aves
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1) Paruh: merupakan modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan.
2) Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan Tanduk.
3) Faring: berupa saluran pendek.
4) Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
5) Lambung terdiri atas Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”.
6) Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
7) Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
8) Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.
b. Mekanisme Pencernaan Aves
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus. Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mem-punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus. Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung : Mulut / paruh→Kerongkongan→Tembolok→Lambung kelenjar →Lambung pengunyah→Hati→Pankreas→Usus halus→Usus besar →Usus buntu→Poros usus (rectum)→Kloaka.
2. SISTEM PERNAFASAN
Unggas dalam hal ini mengambil contoh pada burung, burung mempunyai alat pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus sekunder dan pembuluh brokiolus. Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus yang merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder anterior dan posterior yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parabronkus. Paru-paru burung memiliki kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya kurang/lebih 0,5mm. sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada bagian dalam. Paru-paru burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara sakus pneumatikus yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus, dan daerah leher.
Alat pernapasan yang terdiri atas:
1. Lubang hidung.
2. Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
3. Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
4. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang mudah bergetar. Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.
5. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
6. Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
7. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara. Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi, tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah. Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi udara.
Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar, mengakibatkan udara keluar dari paru-paru. Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya terjadi di dalam paru-paru.
Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens. Selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan saat terbang, sakus pneumatikus juga membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara, mencegah hilangnya panas badan yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah kedinginan, serta mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung perenang. Perubahan massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.
3. SISTEM PEREDARAN DARAH
Peredaran darah Aves tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan. Pembuluh balik atau vena dibedakan atas pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.
4. SISTEM EKSRESI
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanerfous. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal ini membentuk lengkung henle kecil. Air dalam tubuh disimpan melelui reabsorpsi ditubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.
Khusus pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresi asam urat juga garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan memakan ikan laut yang mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam diatas mata. Larutan garam mengalir kerongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam keluar lewat ujung paruh.

5. SISTEM SARAF
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak besar, otak tengah, otak kecil dan sum-sum lanjutan. Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik. Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia. Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung. Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak. Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai akomodasi yang baik.
6. SISTEM REPRODUKSI
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
a. Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian- permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan- epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
b. Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,- bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
c. Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. Fungsi bagian-bagian telur aves yaitu Titik embrio merupakan bagian yang akan berkembang menjadi embrio, kuning telur merupakan cadangan makanan embrio, kalaza berfungsi menjaga goncangan embrio, putih telur berfungsi menjaga embrio dari goncangan dan rongga udara merupakan cadangan oksigen bagi embrio.
C. EVOLUSI AVES
Aves adalah sebuah kelas yang terdapat dalam vertebrata (bertulang belakang)yang mencakup hewan-hewan unggas yang ditandai oleh adnya bulu dan adaptasi terbang lainnya. Kelas aves ini diduga berawal dari reptile terbang.kelas aves berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa mesozoikum. Fosil burung purba tertua yang ditemukan adalah Archaeopteryx lithograpica. Fosil ini ditemukan dijerman, yang berusia 150 juta tahun, termasuk kedalam masa jura.
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya.
Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.




D. KLASIFIKASI
Aves terbagi menjadi 27 ordo yang masih bertahan dan 5 ordo yang telah punah. Ordo yang telah punah yaitu Aepyornithiformes, Dinornithiformes, Hesperornis dan ichthyornis, Archaeopteryx dan Diatryniforme. Sedangkan ordo yang masih bertahan yaitu:
1. Ordo Apterygiformes
Ordo Apterygiformes merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri yaitu memiliki Bulu-bulu panjang seperti rambut, tak bercabang dengan sayap kecil. Memiliki paruh panjang, langsing, pada ujungnya terdapat lubang hidung. Mata kecil serta leher dan tungkai relatif pendek. Memiliki jari-jari kaki belakang 4. Tulang dada tanpa lunas. Memiliki telur yang paling besar diantara burung-burung yang masih hidup. Hidup di permukaan tanah, aktif di malam hari (Nocturnal) dan hewan ini memakan cacing atau serangga.
Contoh spesiesnya: Burung Kiwi (Apteryx australis).
2. Ordo Struthioniformes
Hewan ini merupakan kelompok burung tak terbang dan ciri-ciri sebagai berikut memiliki ukuran tubuh yang besar. Kepala, leher dan tungkai berbulu tipis. Kepala kecil, leher panjang dan teratur. Memiliki paruh pendek dan besar. Bulu tidak bercabang, kaki berjari-jari dua, tulang dada tanpa lunas, terdapat simfisid pubis dan tidak memiliki pygostyle.
Contoh spesiesnya: Burung Unta (Struthio camelus).
3. Ordo Rheiformes
Rheiformes merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu dapat berlari cepat, memiliki kepala, leher dan paha berbulu dengan bulu yang tak bercabang. Memiliki sayap cukup besar. Kaki berjari tiga dengan cakar yang kuat serta tulang dada tanpa lunas.
Contoh spesiesnya: Rhea Americana.

4. Ordo Casuarriiformes
Hewan ini merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki ukuran tubuh besar. Kepala berbulu tipis, leher dan badan berbulu tebal. Memiliki bulu bercabang hampir sama panjang dengan induknya. Kaki berjari tiga, satu diantaranya bercakar runcing. Tulang dada tanpa lunas serta memiliki sayap yang kecil. Ordo ini terdiri dari dua familia salah satunya familia Casuaridae.
Contoh spesiesnya: Burung Kasuari (Casuarius casuarius).
5. Ordo Tinamiformes
Hewan ini merupakan kelompok burung-burung kecil, terestrial, tak pandai terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni memiliki sayap kecil bulat. Tulang dada berlunas.memiliki bulu ekor dan pygossyle menyusut. Telur mengkilat dan hewan ini merupakan pemakan tumbuhan.
Contoh spesiesnya: Eudromia elegans.
6. Ordo Podicipediformes
Ordo ini mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu hidup di air tawar dan pandai menyelam. Memiliki tungkai terletak jauh di bagian belakang tubuh. Memiliki kaki berlebus dan ekor pendek. Memiliki tempurung lutut besar dan tarsus yang pipih.
Contoh spesiesnya: Podiceps cristalis.
7. Ordo Gaviiformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki tungkai pendek yang terletak di bagian belakang tubuh. Memiliki ekor terdiri atas 18 – 20 lembar bulu yang kaku. Jari-jari berselaput renang. Patella (tempurung lutut) kecil dan pandai terbang.
Contoh spesiesnya: Gavia immer.
8. Ordo Spheniscitormes
Anggota ordo ini mencakup semua jenis burung pinguin dengan ciri-ciri umum sebagai berikut yaitu merupakan burung air yang tidak dapat terbang. Memiliki bulu-bulu kecil seperti sisik menutup seluruh tubuh. Sayap berbentuk seperti dayung, berguna untuk terbang di dalam air. Kaki berjari-jari 4 menghadap ke depan dan berselaput. Tulang-tulang berbentuk pipih. Di bawah kulitnya terdapat lapisan lemak yang tebal.
Contoh spesiesnya: Pinguin (Aptenodytes forster).
9. Ordo Procellariiformes
Anggota dari ordo ini merupakan kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni lubang hidung berbentuk buluh. Memiliki paruh tertutup oleh beberepa kepingan bahan tanduk. Di dalam kepala terdapat kelenjar garam. Memiliki jari-jari belakang sangat mereduksi atau menghilang sama sekali. Bulu-bulu tersususn padat dan tampak berminyak dan memiliki sayap pankang dan sempit. Ordo ini terdiri dari empat familia dua di antaranya ialah familia Diomedeidae contoh spesiesnya: Diomedea nigripes (Albatros) dan familia Hydrobatidae contoh spesiesnya Hydrobales pelagicus.
10. Ordo Pelecaniformes
Anggota dari ordo ini mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki lubang hidung sangat mereduksi atau tidak ada sama sekali. Mempunyai kantung leher. Memiliki kaki berjari 4 dan berselaput. Paruh panjang dapat membuka leher untuk menangkap dan menelan ikan. Hidup berkoloni. Ordo ini mencakup enam familia, beberapa diantranya ialah familia Plecanidae dengan contoh spesiesnya Pelecanus conspicillasis, familia Anhingidae dengan contoh spesiesnya Anhinga anhinga, Phalocrocoracidae dengan contoh spesiesnya Phalocrocorax carbo.
11. Ordo Ciconiiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni memiliki leher dan tungkai panjang. Memiliki paruh besar lurus atau berombak tajam. Jari-jari tanpa selaput. Bulu-bulu dekoratif. Burung yang baru menetas tidak berbulu. Jenis makanannya yaitu ikan atau hewan-hewan air yang lainnya.
Contoh: familia Ardeidae dengan contoh spesiesnya Ardea herodria, familia cicoliniidae dengan contoh spesiesnya Leptoptilos javanicus (Bangau).
12. Ordo Anseriformes
Anggotanya mencakup bangsa itik dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki paruh lebar tertutup oleh lapisan bahan tanduk yang lunak dengan tepi paruh berlamela (berpematang) transversal. Memiliki lidah berdaging. Tungkai pendek, jari-jari berselaput dan memiliki ekor yang umumnya pendek serta tersusun atas banyak bulu. Ordo ini mencakup dua familia yaitu familia Anhimidae dengan contoh spesiesnya Anhima cornuta, dan familia Anatidae dengan contoh spesiesnya Anas platyrynchos.
13. Ordo Falconiformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung buas dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki paruh pendek, ujungnya melepas dan runcing, tepi-tepinya tajam. Memiliki jari-jari kaki tajam melengkung sesuai untuk mencengkram mangsanya. Kuat terbang. Ordo ini mencakaup lima familia diantaranya yaitu familia Falconidae dengan contoh spesiesnya Falco peregrius, dan familia Accipitridae dengan contoh spesiesnya Haliaster indus.
14. Ordo Galliformes
Anggotanya mencakup burung-burung terrestrial dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu terbangnya pendek-pendek. Memiliki paruh pendek bulu dengan cabang bulu. Kaki digunakan untuk berlari dan mengais. Pemakan biji-biji rerumputan (Graminivor). Ordo ini mencakaup tujuh familia diantaranya yaitu familia Megapodidae dengan contoh spesiesnya Megapodius sp., dan familia Phasianidae dengan contoh spesiesnya Pavo mulicus.
15. Ordo Gruiformes
Anggotanya mencakup berbagai jenis burung yang mempunyai ukuran yang bervariasi dengan ciri-ciri sebagai berikut ada yang tak pandai terbang dan yang pandai terbang. Memiliki bulu-bulu bercabang. Memiliki tungkai panjang dan paruh yang besar. Ordo ini mencakup dua belas familia, diantaranya yaitu familia Turnicidae dengan contoh spesiesnya Turnix suscicator (Gemak puyuh), dan familia Rallidae dengan contoh spesiesnya Porphyrula martinica.
16. Ordo Caradriiformes
Mencakup burung-burung pantai dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki sayap dan tungkai panjang dan ramping. Memiliki jari-jari berselaput dan paruh berbentuk buluh sebagi alat penyedot. Memiliki bulu-bulu tebal yang tersusun rapat. Ordo ini meliputi 16 familia, beberapa diantaranya ialah familia Jacanidae dengan contoh spesiesnya Hydrophasianus chirurgus, familia Burhinidae dengan contoh spesiesnya Numenius americanus, dan familia Laridae dengan contoh spesiesnya Larus marinus.
17. Ordo Columbiformes
Anggotanya mencakup burung-burung sebangsa merpati dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni memiliki paruh pendek dan langsing. Tarsus biasanya lebih pendek daripada jari-jari. Memiliki kulit tebal dan halus. Memiliki tembolok besar dan menghasilkan cairan seperti susu (pigeon susu) untuk anaknya. Pemakan biji-bijian (Graminivor) dan buah-buahan (fragivor). Ordo ini mencakaup tiga familia, diantaranya yaitu familia Pteroclidae dengan contoh spesiesnya Pterocles alchata, familia Raphidae dengan contoh spesiesnya Raphus cuculatus dan familia columbidae dengan contoh spesiesnya Streptopelia bitorquata.
18. Ordo Psittaciformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung sebangsa kakatua dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki bulu-bulu berwarna hijau, biru, kuning atau hijau. Memiliki paruh pendek, sempit, tepinya tajam, ujungnya berkait dan paruh bagian atas bersendi dengan tengkorak sehingga dapat bergerak. Memiliki kaki bertipe “zygodactylus” (dua jari ke depan dua jari ke belakang). Jari terluar tidak “reversible” (tidak dapat dibalikka ke depan). Ordo ini mencakaup satu familia psittacidae dengan beberapa contoh spesiesnya Psittacula alexandrii, Cacatua galerita dan Probosciger aterrimus.
19. Ordo Cuculiformes
Anggotanya mencakup burung-burung yang sering di sebut kuko,dengan cirri-ciri sebagai berikut yaitu dua buah jari kaki ke depan, dua buah yang lain ke belakang ; jari terluar dapat di balikan ke depan. Memiliki kaki tidak sesusi dengan mencengkram, memiliki ekor panjang dan paruh sedang. Banyak anggota familia ini bersifat parasit (yang betina menitipkan telur –telurnya di sarang burung lain ). Ordo ini mengcakup dua familia yaitu familia Mosophagidae dengan contoh spesies Tauraco. familia Cuculidae dengan contoh spesies Centropus bengalensis dan Cuculus canorus.
20. Ordo Strigiformes
Anggotanya mencakup jenis–jenis burung hantu dengan ciri-ciri umum sebabgai berikut yaitu memiliki kepala besar dan bulat, mata besar dan menghadap ke depan, di kelilingi oleh bulu-bulu yang tersusun radial (menjari). Memiliki lubang telinga lebar, sering kali tertutup oleh lipatan kulit, memiliki paruh pendek, jari kaki mempuyai cakar yang tajam sesuai dengan fungsinya untuk mengcengkeram. Hewan ini aktif diwaktu malam (nocturnal) dan merupakan predator. Ordo ini mencakup dua familia yakni familia Tytonidae dengan contoh spesies Tyto alba, familia Strigidae dengan contoh spesies Bubo virginianus.
21. Ordo Caprimulgiformes
Mencakup jenis–jenis burung cabak dengan ciri-ciri umum sebagai berikut yaitu memiliki paruh kecil dan lunak, mulut lebar, tepi paruh bagian atas tertutup oleh bulu-bulu peraba yang bentuknya seperti rambut-rambut kaki. Memiliki bulu-bulu halus, kaki kecil dan lunak. Jenis hewan nocturnal dan insektivor. Ordo ini mencakup lima familia. Dua diantaranya adalah familia Caprimulgidae dengan contoh spesies Caprimulgus vociverus familia Podargidae dengan contoh spesies Podargus.
22. Ordo Apodiformes
Anggota ordo ini mencakup sebangsa burung layang-layang dengan ciri-ciri umum sebagai berikut yakni memiliki tubuh kecil, tungkai sangat kecil, sayap runcing, paruh kecil dan lunak, ada yang langsing dengan lidah berbentuk bulu panjang. Ordo ini mengcakup tiga familia. Dua diantaranya ialah familia Apodidae dengan contoh spesies Collcalia esculenta dan familia Trochilidae dengan contoh spesies Colibri coruncans.
23. Ordo Trogoniformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut memiliki paruh pendek dan bahu dengan “rambut-rambut bahu” pada pangkalnya, memiliki kaki kecil dan lunak, ulu-bulu berwarna cerah, seringkali berwarna hijau. Ordo ini mengcakup satu familia Trogonidae dengan salah satu contoh spesies Trogon viridis.
24. Ordo Coliiformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut memiliki kaki bertipe paserin (tiga jari kedepan, satu jari kebelakang), jari ke-1 dan ke-4 reversibel dan memiliki ekor sangat panjang. Pemakan serangga (insektivor) dan buah (frugivor). Ordo ini mencakup satu familia Colidae dengan contoh spesies Colius macrouros.
25. Ordo Coraciiformmes
Mencakup berbagai jenis burung yang morfologis yang tidak begitu mirip.ciri-ciri umumnya sebagai berikut yaitu memiliki paruh kuat, jari-jari ke-3 dan ke -4 bersatu pada bagian pangkal. Ordo ini mencakup tujuh familia. Dua di antaranya adalah familia Alcedinidae dengan contoh spesies Halcyon chloris dan familia Bucerotidae dengan contoh spesies Buceros bicornis (enggang).


26. Ordo Piciformes
Mencakup jenis-jenis burung yang morfologis tidak begitu mirip.ciri-ciri umumnya adalah sebagai berikut yaitu memiliki paruh kuat, bulu ekor kaku, ujungnya runcing. Memiliki lidah dengan ujung yang kasar atau di lengkapi dengan bayangan seperti bulu. Lidah dapat di julurkan. Ordo ini mengcakup lima familia. Tiga diantaranya ialah familia Capitonidae dengan contoh spesies Megalaima corvina, familia Ramphasidae dengan contoh spesies Ramphastor sulfuratus, familia Picidae dengan contoh spesies Dinopium javanense.
27. Ordo Passeriformes
Ordo ini mencakup sejumlah besar jenis burung dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki kaki berjari-jari empat, 3 ke depan dan 1 ke belakang dan paruh sesuai dengan memotong. Ordo ini mencakup sekitar 69 familia. Beberapa contohnya ialah familia Hirundinidae dengan contoh spesies Hirundo rustica, Dicruridae dengan contoh Dicrurus macrocercus, dan Oriolidae dengan contoh Oriolus chinensis.

E. MANFAAT AVES
Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan. Dan selain itu daging dan telur burung merupakan sumber lemak dan protein yang di butuhkan manusia. Keindahan kicau dan warna jenis burung tertentu menyebabkan manusia tertarik untuk memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan sebagai hiasan oleh kepala suku-suku masyarakat di papua. Begitu juga, kemampuan terbang beberapa jenis burung misalnya merpati dimanfaatkan sebagai bentuk hiburan atau kegiatan yang diperlombakan. Sejak jaman dulu burung telah digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan. Burung-burng pemeliharaan seperti, ayam, itik, bebek, kalkun, angsa dan puyuh. Burung-burung kecil membantu dalam membasmi hama serangga pada tanaman dan ada juga burung yang berukuran besar seperti elang dan burung hantu menjaddi preator bagi tikus sawah.
Selain memberi manfaat pada manusia tapi juga ada yang merugikan dan beberapa jenis burung memajan biji-bijian, tanaman muda dan buah-buahan yang sengaja ditanam oleh manusia, selain itu burung juga bisa menjadi vector penyakit seperti penyakit flu burung.
Berikut ini adalah manfaat Aves:
1. Sumber protein hewani (daging dan telurnya).
2. Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue.
3. Sebagai bahan perindustrian, contoh shuttle cock untuk bulu tangkis dibuat dari bulu plumae, sedang selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumulae (itik, ayam, angsa, dan lain-lain).
4. Membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. Terutama burung walet.
5. Burung dilatih dan dilombakan, contoh: merpati pos untuk mengantar surat, lomba suara perkutut, dan lain-lain.
6. Berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi).
7. Untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya.
8. Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah.
9. Di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa.






BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aves menunjukan bentuk morfologi dan anatomi serta fisiologi yang tidak beda jauh dengan kelas lain dalam phylum Vertebrata. Namun kelas Aves memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh kelas lain seperti tubuh Aves yang hampir semuanya diselimuti oleh bulu, memiliki kantung udara dan memiliki paruh.
2. Kelas aves ini diduga berawal dari reptile terbang.kelas aves berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa mesozoikum. Fosil burung purba tertua yang ditemukan adalah Archaeopteryx lithograpica. Fosil ini ditemukan dijerman, yang berusia 150 juta tahun, termasuk kedalam masa jura.
3. Berdasarkan kemampuan terbangnya, habitatnya, jenis makananya dan jenis bulunya, maka kelas Aves dibagi menjadi beberapa ordo, diantaranya: Ordo Apterygiformes, Ordo Struthioniformes, Ordo Rheiformes, Ordo Casuarriiformes, Ordo Tinamiformes, Ordo Podicipediformes, Ordo Gaviiformes, Ordo Spheniscitormes, Ordo Procellariiformes, Ordo Pelecaniformes, Ordo Ciconiiformes, Ordo Anseriformes, Ordo Falconiformes, Ordo Galliformes,Ordo Gruiformes, Ordo Caradriiformes, Ordo Columbiformes, Ordo Psittaciformes, Ordo Cuculiformes, Ordo Strigiformes, Ordo Caprimulgiformes, Ordo Apodiformes, Ordo Trogoniformes, Ordo Coliiformes, Ordo Coraciiformmes, Ordo Piciformes dan Ordo Passeriformes.
4. Manfaat dari kelas Aves yakni: Sumber protein hewani (daging dan telurnya), Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue, Sebagai bahan perindustrian, contoh shuttle cock untuk bulu tangkis dibuat dari bulu plumae, sedang selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumulae (itik, ayam, angsa, dan lain-lain), Membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. Terutama burung wallet, Burung dilatih dan dilombakan, contoh: merpati pos untuk mengantar surat, lomba suara perkutut, dan lain-lain, Berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi), Untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya, Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah dan Di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa.

B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam penyusunan makalah ini yaitu kami berharap agar dosen mata kuliah dapat memberikan apresiasi berupa kritikan dan saran baik dari cara penulisan maupun isi makalah sehingga bisa menjadi acuan bagi kami pada penyusunan makalah berikutnya.