biologi 2009
yani
imam
asrun dan awal
sinta
okan, erin dan arum
rauf dan menong
imam yang ditengah
suharno dan istri
lompat indah
Minggu, 22 Januari 2012
Sabtu, 14 Januari 2012
MAKALAH AVES
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang, dengan pengecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitive, hal tersebut menjadi karakter atau ciri khas pada kelas Aves dan menjadi pembeda dengan kelas lain pada phylum Vertebrata.
Kelas Aves memeiliki banyak anggota sehingga pada perkembangannya Aves dikelompokkan menjadi 27 ordo dengan kriteria-kriteria tertentu. Banyaknya anggota Aves tersebut memjadikan Aves memeiliki banyak peranan dalam kehidupan diantaranya menjadi sumber protein bagi manusia, hewan hiasan dan masih banyak manfaat lainnya. Dengan komplektifitas struktur tubuh Aves menurut penelitian Aves berasal dari Reptil terbang.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui morfologi, anatomi dan fisiologi dari kelas Aves
2. Untuk mengetahui evolusi dari kelas Aves
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari kelas Aves
4. Untuk mengetahui manfaat dari kelas Aves
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui morfologi, anatomi dan fisiologi dari kelas Aves
2. Dapat mengetahui evolosi dari kelas Aves
3. Dapat mengetahui klasifikasi dari kelas Aves
4. Dapat mengetahui manfaat dari kelas Aves
BAB II
PEMBAHASAN
A. MORFOLOGI AVES
Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan aves/burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
1. Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya. Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
a. Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
b. Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c. Plumae, Bulu yang sempurna.
d. Barbae
e. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Gambar Struktur Bulu Burung
Susunan plumae terdiri dari :
a. Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
b. Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
c. Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
d. Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
a. Tectrices, bulu yang menutupi badan.
b. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
c. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
d. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
e. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
f. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
g. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari
2. Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu. Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna biru tetapi tidak mengandung pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003). Salah satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco corythaix, mempunyai kuning telur berwarna merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60% dari pigmen merah yang disebut astasantin.
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya. Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena sinar matahari.
3. Aransemen Bulu
Bulu-bulu burung sebenarnya tidak merata, tetapi dirancang pada bidang-bidang terbatas yang disebut pterilae dan ada bidang kecil yang tidak ditumbuhi bulu disebut apterile. Pengecualian pada penguin dan burung kiwi yang bulunya menutupi hampir sebagian besar tubuhnya. Bulu burung dapat dinamai sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:
a. capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang kepala dan terus ke pterilae berikutnya.
b. Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke dasar ekor dan bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
c. Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang turun ke sisi ventral leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral melewati sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus. Bagian apterilae dadabawah dan perut beberapa burung, kaya pembuluh darah selama bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
d. Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit yang meluas ke belakang pada sisi pundak.
e. Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan kuat.
f. Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb merupakan sisa jari kedua. Sedangkan bulu yang menutupi permukaan atas dan bawah sayap disebut dngan covert dan bulu pada aksial sayap disebut aksillaria.
g. Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat sendi lutut ke tubuh.
h. Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki.
4. Pergantian Bulu
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua tahun.Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sempurnanya bulu setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa berbeda-beda. Ada beberapa spesies burung yang pada saat menetas telanjang /tidak memiliki bulu. Bulu pada saat menetas disebut dengan natal plumage. Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
a. Juvenal plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage. Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan diganti bulu first winter plumage.
b. First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan, tergantung dari spesiesnya.
c. First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa kawin pertama.
d. Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
Warna bulu burung jantan dan betina dari sejumlah spesies adalah identik tetapi masih dapat dibedakan karena secara mayoritas warna bulu burung jantan lebih cerah terutama bulu masa kawin. Namun pada pejantan itik tertentu, setelah musim bersarang, hasil pergantian bulu setelah kawin, warna bulunya menjadi pudar abu-abu kemerahan dan bulu sayapnya lepas sehingga untuk sementara tidak dapat terbang. Oleh karenanya, itik jantan ketika masa ini menjadi tidak menarik.
Fungsi bulu pada aves yaitu dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca dingin, sementara saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu mereka, sebagai penutup tubuh. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem. Untuk memperindah tubuh. Plumae berfungsi agar dapat terbang. Plamulae berfungsi Sebagai isolator. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor. Mengangkat tubuh burung di udara. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Untuk melindungi kulit dari serangga. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung adalah sebagai berikut :
1) Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
2) Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
3) Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
4) Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
5) Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
Selain itu Aves juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
a. Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada Aves:
1) Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala.
2) Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
3) Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
4) Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
5) Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
6) Korakoid : Penghubung tulang dada.
7) Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
8) Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
9) Pelvis : Penghubung tulang ekor.
10) Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
11) Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
12) Tulang paha : Untuk persendian.
B. FISIOLOGI AVES
1. SISTEM PENCERNAAN
a. Organ Pencernaan Aves
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1) Paruh: merupakan modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan.
2) Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan Tanduk.
3) Faring: berupa saluran pendek.
4) Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
5) Lambung terdiri atas Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”.
6) Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
7) Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
8) Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.
b. Mekanisme Pencernaan Aves
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus. Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mem-punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus. Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung : Mulut / paruh→Kerongkongan→Tembolok→Lambung kelenjar →Lambung pengunyah→Hati→Pankreas→Usus halus→Usus besar →Usus buntu→Poros usus (rectum)→Kloaka.
2. SISTEM PERNAFASAN
Unggas dalam hal ini mengambil contoh pada burung, burung mempunyai alat pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus sekunder dan pembuluh brokiolus. Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus yang merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder anterior dan posterior yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parabronkus. Paru-paru burung memiliki kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya kurang/lebih 0,5mm. sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada bagian dalam. Paru-paru burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara sakus pneumatikus yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus, dan daerah leher.
Alat pernapasan yang terdiri atas:
1. Lubang hidung.
2. Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
3. Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
4. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang mudah bergetar. Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.
5. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
6. Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
7. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara. Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi, tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah. Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi udara.
Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar, mengakibatkan udara keluar dari paru-paru. Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya terjadi di dalam paru-paru.
Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens. Selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan saat terbang, sakus pneumatikus juga membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara, mencegah hilangnya panas badan yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah kedinginan, serta mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung perenang. Perubahan massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.
3. SISTEM PEREDARAN DARAH
Peredaran darah Aves tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan. Pembuluh balik atau vena dibedakan atas pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.
4. SISTEM EKSRESI
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanerfous. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal ini membentuk lengkung henle kecil. Air dalam tubuh disimpan melelui reabsorpsi ditubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.
Khusus pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresi asam urat juga garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan memakan ikan laut yang mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam diatas mata. Larutan garam mengalir kerongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam keluar lewat ujung paruh.
5. SISTEM SARAF
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak besar, otak tengah, otak kecil dan sum-sum lanjutan. Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik. Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia. Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung. Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak. Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai akomodasi yang baik.
6. SISTEM REPRODUKSI
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
a. Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian- permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan- epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
b. Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,- bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
c. Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. Fungsi bagian-bagian telur aves yaitu Titik embrio merupakan bagian yang akan berkembang menjadi embrio, kuning telur merupakan cadangan makanan embrio, kalaza berfungsi menjaga goncangan embrio, putih telur berfungsi menjaga embrio dari goncangan dan rongga udara merupakan cadangan oksigen bagi embrio.
C. EVOLUSI AVES
Aves adalah sebuah kelas yang terdapat dalam vertebrata (bertulang belakang)yang mencakup hewan-hewan unggas yang ditandai oleh adnya bulu dan adaptasi terbang lainnya. Kelas aves ini diduga berawal dari reptile terbang.kelas aves berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa mesozoikum. Fosil burung purba tertua yang ditemukan adalah Archaeopteryx lithograpica. Fosil ini ditemukan dijerman, yang berusia 150 juta tahun, termasuk kedalam masa jura.
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya.
Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
D. KLASIFIKASI
Aves terbagi menjadi 27 ordo yang masih bertahan dan 5 ordo yang telah punah. Ordo yang telah punah yaitu Aepyornithiformes, Dinornithiformes, Hesperornis dan ichthyornis, Archaeopteryx dan Diatryniforme. Sedangkan ordo yang masih bertahan yaitu:
1. Ordo Apterygiformes
Ordo Apterygiformes merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri yaitu memiliki Bulu-bulu panjang seperti rambut, tak bercabang dengan sayap kecil. Memiliki paruh panjang, langsing, pada ujungnya terdapat lubang hidung. Mata kecil serta leher dan tungkai relatif pendek. Memiliki jari-jari kaki belakang 4. Tulang dada tanpa lunas. Memiliki telur yang paling besar diantara burung-burung yang masih hidup. Hidup di permukaan tanah, aktif di malam hari (Nocturnal) dan hewan ini memakan cacing atau serangga.
Contoh spesiesnya: Burung Kiwi (Apteryx australis).
2. Ordo Struthioniformes
Hewan ini merupakan kelompok burung tak terbang dan ciri-ciri sebagai berikut memiliki ukuran tubuh yang besar. Kepala, leher dan tungkai berbulu tipis. Kepala kecil, leher panjang dan teratur. Memiliki paruh pendek dan besar. Bulu tidak bercabang, kaki berjari-jari dua, tulang dada tanpa lunas, terdapat simfisid pubis dan tidak memiliki pygostyle.
Contoh spesiesnya: Burung Unta (Struthio camelus).
3. Ordo Rheiformes
Rheiformes merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu dapat berlari cepat, memiliki kepala, leher dan paha berbulu dengan bulu yang tak bercabang. Memiliki sayap cukup besar. Kaki berjari tiga dengan cakar yang kuat serta tulang dada tanpa lunas.
Contoh spesiesnya: Rhea Americana.
4. Ordo Casuarriiformes
Hewan ini merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki ukuran tubuh besar. Kepala berbulu tipis, leher dan badan berbulu tebal. Memiliki bulu bercabang hampir sama panjang dengan induknya. Kaki berjari tiga, satu diantaranya bercakar runcing. Tulang dada tanpa lunas serta memiliki sayap yang kecil. Ordo ini terdiri dari dua familia salah satunya familia Casuaridae.
Contoh spesiesnya: Burung Kasuari (Casuarius casuarius).
5. Ordo Tinamiformes
Hewan ini merupakan kelompok burung-burung kecil, terestrial, tak pandai terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni memiliki sayap kecil bulat. Tulang dada berlunas.memiliki bulu ekor dan pygossyle menyusut. Telur mengkilat dan hewan ini merupakan pemakan tumbuhan.
Contoh spesiesnya: Eudromia elegans.
6. Ordo Podicipediformes
Ordo ini mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu hidup di air tawar dan pandai menyelam. Memiliki tungkai terletak jauh di bagian belakang tubuh. Memiliki kaki berlebus dan ekor pendek. Memiliki tempurung lutut besar dan tarsus yang pipih.
Contoh spesiesnya: Podiceps cristalis.
7. Ordo Gaviiformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki tungkai pendek yang terletak di bagian belakang tubuh. Memiliki ekor terdiri atas 18 – 20 lembar bulu yang kaku. Jari-jari berselaput renang. Patella (tempurung lutut) kecil dan pandai terbang.
Contoh spesiesnya: Gavia immer.
8. Ordo Spheniscitormes
Anggota ordo ini mencakup semua jenis burung pinguin dengan ciri-ciri umum sebagai berikut yaitu merupakan burung air yang tidak dapat terbang. Memiliki bulu-bulu kecil seperti sisik menutup seluruh tubuh. Sayap berbentuk seperti dayung, berguna untuk terbang di dalam air. Kaki berjari-jari 4 menghadap ke depan dan berselaput. Tulang-tulang berbentuk pipih. Di bawah kulitnya terdapat lapisan lemak yang tebal.
Contoh spesiesnya: Pinguin (Aptenodytes forster).
9. Ordo Procellariiformes
Anggota dari ordo ini merupakan kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni lubang hidung berbentuk buluh. Memiliki paruh tertutup oleh beberepa kepingan bahan tanduk. Di dalam kepala terdapat kelenjar garam. Memiliki jari-jari belakang sangat mereduksi atau menghilang sama sekali. Bulu-bulu tersususn padat dan tampak berminyak dan memiliki sayap pankang dan sempit. Ordo ini terdiri dari empat familia dua di antaranya ialah familia Diomedeidae contoh spesiesnya: Diomedea nigripes (Albatros) dan familia Hydrobatidae contoh spesiesnya Hydrobales pelagicus.
10. Ordo Pelecaniformes
Anggota dari ordo ini mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki lubang hidung sangat mereduksi atau tidak ada sama sekali. Mempunyai kantung leher. Memiliki kaki berjari 4 dan berselaput. Paruh panjang dapat membuka leher untuk menangkap dan menelan ikan. Hidup berkoloni. Ordo ini mencakup enam familia, beberapa diantranya ialah familia Plecanidae dengan contoh spesiesnya Pelecanus conspicillasis, familia Anhingidae dengan contoh spesiesnya Anhinga anhinga, Phalocrocoracidae dengan contoh spesiesnya Phalocrocorax carbo.
11. Ordo Ciconiiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni memiliki leher dan tungkai panjang. Memiliki paruh besar lurus atau berombak tajam. Jari-jari tanpa selaput. Bulu-bulu dekoratif. Burung yang baru menetas tidak berbulu. Jenis makanannya yaitu ikan atau hewan-hewan air yang lainnya.
Contoh: familia Ardeidae dengan contoh spesiesnya Ardea herodria, familia cicoliniidae dengan contoh spesiesnya Leptoptilos javanicus (Bangau).
12. Ordo Anseriformes
Anggotanya mencakup bangsa itik dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki paruh lebar tertutup oleh lapisan bahan tanduk yang lunak dengan tepi paruh berlamela (berpematang) transversal. Memiliki lidah berdaging. Tungkai pendek, jari-jari berselaput dan memiliki ekor yang umumnya pendek serta tersusun atas banyak bulu. Ordo ini mencakup dua familia yaitu familia Anhimidae dengan contoh spesiesnya Anhima cornuta, dan familia Anatidae dengan contoh spesiesnya Anas platyrynchos.
13. Ordo Falconiformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung buas dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki paruh pendek, ujungnya melepas dan runcing, tepi-tepinya tajam. Memiliki jari-jari kaki tajam melengkung sesuai untuk mencengkram mangsanya. Kuat terbang. Ordo ini mencakaup lima familia diantaranya yaitu familia Falconidae dengan contoh spesiesnya Falco peregrius, dan familia Accipitridae dengan contoh spesiesnya Haliaster indus.
14. Ordo Galliformes
Anggotanya mencakup burung-burung terrestrial dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu terbangnya pendek-pendek. Memiliki paruh pendek bulu dengan cabang bulu. Kaki digunakan untuk berlari dan mengais. Pemakan biji-biji rerumputan (Graminivor). Ordo ini mencakaup tujuh familia diantaranya yaitu familia Megapodidae dengan contoh spesiesnya Megapodius sp., dan familia Phasianidae dengan contoh spesiesnya Pavo mulicus.
15. Ordo Gruiformes
Anggotanya mencakup berbagai jenis burung yang mempunyai ukuran yang bervariasi dengan ciri-ciri sebagai berikut ada yang tak pandai terbang dan yang pandai terbang. Memiliki bulu-bulu bercabang. Memiliki tungkai panjang dan paruh yang besar. Ordo ini mencakup dua belas familia, diantaranya yaitu familia Turnicidae dengan contoh spesiesnya Turnix suscicator (Gemak puyuh), dan familia Rallidae dengan contoh spesiesnya Porphyrula martinica.
16. Ordo Caradriiformes
Mencakup burung-burung pantai dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki sayap dan tungkai panjang dan ramping. Memiliki jari-jari berselaput dan paruh berbentuk buluh sebagi alat penyedot. Memiliki bulu-bulu tebal yang tersusun rapat. Ordo ini meliputi 16 familia, beberapa diantaranya ialah familia Jacanidae dengan contoh spesiesnya Hydrophasianus chirurgus, familia Burhinidae dengan contoh spesiesnya Numenius americanus, dan familia Laridae dengan contoh spesiesnya Larus marinus.
17. Ordo Columbiformes
Anggotanya mencakup burung-burung sebangsa merpati dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni memiliki paruh pendek dan langsing. Tarsus biasanya lebih pendek daripada jari-jari. Memiliki kulit tebal dan halus. Memiliki tembolok besar dan menghasilkan cairan seperti susu (pigeon susu) untuk anaknya. Pemakan biji-bijian (Graminivor) dan buah-buahan (fragivor). Ordo ini mencakaup tiga familia, diantaranya yaitu familia Pteroclidae dengan contoh spesiesnya Pterocles alchata, familia Raphidae dengan contoh spesiesnya Raphus cuculatus dan familia columbidae dengan contoh spesiesnya Streptopelia bitorquata.
18. Ordo Psittaciformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung sebangsa kakatua dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki bulu-bulu berwarna hijau, biru, kuning atau hijau. Memiliki paruh pendek, sempit, tepinya tajam, ujungnya berkait dan paruh bagian atas bersendi dengan tengkorak sehingga dapat bergerak. Memiliki kaki bertipe “zygodactylus” (dua jari ke depan dua jari ke belakang). Jari terluar tidak “reversible” (tidak dapat dibalikka ke depan). Ordo ini mencakaup satu familia psittacidae dengan beberapa contoh spesiesnya Psittacula alexandrii, Cacatua galerita dan Probosciger aterrimus.
19. Ordo Cuculiformes
Anggotanya mencakup burung-burung yang sering di sebut kuko,dengan cirri-ciri sebagai berikut yaitu dua buah jari kaki ke depan, dua buah yang lain ke belakang ; jari terluar dapat di balikan ke depan. Memiliki kaki tidak sesusi dengan mencengkram, memiliki ekor panjang dan paruh sedang. Banyak anggota familia ini bersifat parasit (yang betina menitipkan telur –telurnya di sarang burung lain ). Ordo ini mengcakup dua familia yaitu familia Mosophagidae dengan contoh spesies Tauraco. familia Cuculidae dengan contoh spesies Centropus bengalensis dan Cuculus canorus.
20. Ordo Strigiformes
Anggotanya mencakup jenis–jenis burung hantu dengan ciri-ciri umum sebabgai berikut yaitu memiliki kepala besar dan bulat, mata besar dan menghadap ke depan, di kelilingi oleh bulu-bulu yang tersusun radial (menjari). Memiliki lubang telinga lebar, sering kali tertutup oleh lipatan kulit, memiliki paruh pendek, jari kaki mempuyai cakar yang tajam sesuai dengan fungsinya untuk mengcengkeram. Hewan ini aktif diwaktu malam (nocturnal) dan merupakan predator. Ordo ini mencakup dua familia yakni familia Tytonidae dengan contoh spesies Tyto alba, familia Strigidae dengan contoh spesies Bubo virginianus.
21. Ordo Caprimulgiformes
Mencakup jenis–jenis burung cabak dengan ciri-ciri umum sebagai berikut yaitu memiliki paruh kecil dan lunak, mulut lebar, tepi paruh bagian atas tertutup oleh bulu-bulu peraba yang bentuknya seperti rambut-rambut kaki. Memiliki bulu-bulu halus, kaki kecil dan lunak. Jenis hewan nocturnal dan insektivor. Ordo ini mencakup lima familia. Dua diantaranya adalah familia Caprimulgidae dengan contoh spesies Caprimulgus vociverus familia Podargidae dengan contoh spesies Podargus.
22. Ordo Apodiformes
Anggota ordo ini mencakup sebangsa burung layang-layang dengan ciri-ciri umum sebagai berikut yakni memiliki tubuh kecil, tungkai sangat kecil, sayap runcing, paruh kecil dan lunak, ada yang langsing dengan lidah berbentuk bulu panjang. Ordo ini mengcakup tiga familia. Dua diantaranya ialah familia Apodidae dengan contoh spesies Collcalia esculenta dan familia Trochilidae dengan contoh spesies Colibri coruncans.
23. Ordo Trogoniformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut memiliki paruh pendek dan bahu dengan “rambut-rambut bahu” pada pangkalnya, memiliki kaki kecil dan lunak, ulu-bulu berwarna cerah, seringkali berwarna hijau. Ordo ini mengcakup satu familia Trogonidae dengan salah satu contoh spesies Trogon viridis.
24. Ordo Coliiformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut memiliki kaki bertipe paserin (tiga jari kedepan, satu jari kebelakang), jari ke-1 dan ke-4 reversibel dan memiliki ekor sangat panjang. Pemakan serangga (insektivor) dan buah (frugivor). Ordo ini mencakup satu familia Colidae dengan contoh spesies Colius macrouros.
25. Ordo Coraciiformmes
Mencakup berbagai jenis burung yang morfologis yang tidak begitu mirip.ciri-ciri umumnya sebagai berikut yaitu memiliki paruh kuat, jari-jari ke-3 dan ke -4 bersatu pada bagian pangkal. Ordo ini mencakup tujuh familia. Dua di antaranya adalah familia Alcedinidae dengan contoh spesies Halcyon chloris dan familia Bucerotidae dengan contoh spesies Buceros bicornis (enggang).
26. Ordo Piciformes
Mencakup jenis-jenis burung yang morfologis tidak begitu mirip.ciri-ciri umumnya adalah sebagai berikut yaitu memiliki paruh kuat, bulu ekor kaku, ujungnya runcing. Memiliki lidah dengan ujung yang kasar atau di lengkapi dengan bayangan seperti bulu. Lidah dapat di julurkan. Ordo ini mengcakup lima familia. Tiga diantaranya ialah familia Capitonidae dengan contoh spesies Megalaima corvina, familia Ramphasidae dengan contoh spesies Ramphastor sulfuratus, familia Picidae dengan contoh spesies Dinopium javanense.
27. Ordo Passeriformes
Ordo ini mencakup sejumlah besar jenis burung dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki kaki berjari-jari empat, 3 ke depan dan 1 ke belakang dan paruh sesuai dengan memotong. Ordo ini mencakup sekitar 69 familia. Beberapa contohnya ialah familia Hirundinidae dengan contoh spesies Hirundo rustica, Dicruridae dengan contoh Dicrurus macrocercus, dan Oriolidae dengan contoh Oriolus chinensis.
E. MANFAAT AVES
Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan. Dan selain itu daging dan telur burung merupakan sumber lemak dan protein yang di butuhkan manusia. Keindahan kicau dan warna jenis burung tertentu menyebabkan manusia tertarik untuk memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan sebagai hiasan oleh kepala suku-suku masyarakat di papua. Begitu juga, kemampuan terbang beberapa jenis burung misalnya merpati dimanfaatkan sebagai bentuk hiburan atau kegiatan yang diperlombakan. Sejak jaman dulu burung telah digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan. Burung-burng pemeliharaan seperti, ayam, itik, bebek, kalkun, angsa dan puyuh. Burung-burung kecil membantu dalam membasmi hama serangga pada tanaman dan ada juga burung yang berukuran besar seperti elang dan burung hantu menjaddi preator bagi tikus sawah.
Selain memberi manfaat pada manusia tapi juga ada yang merugikan dan beberapa jenis burung memajan biji-bijian, tanaman muda dan buah-buahan yang sengaja ditanam oleh manusia, selain itu burung juga bisa menjadi vector penyakit seperti penyakit flu burung.
Berikut ini adalah manfaat Aves:
1. Sumber protein hewani (daging dan telurnya).
2. Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue.
3. Sebagai bahan perindustrian, contoh shuttle cock untuk bulu tangkis dibuat dari bulu plumae, sedang selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumulae (itik, ayam, angsa, dan lain-lain).
4. Membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. Terutama burung walet.
5. Burung dilatih dan dilombakan, contoh: merpati pos untuk mengantar surat, lomba suara perkutut, dan lain-lain.
6. Berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi).
7. Untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya.
8. Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah.
9. Di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aves menunjukan bentuk morfologi dan anatomi serta fisiologi yang tidak beda jauh dengan kelas lain dalam phylum Vertebrata. Namun kelas Aves memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh kelas lain seperti tubuh Aves yang hampir semuanya diselimuti oleh bulu, memiliki kantung udara dan memiliki paruh.
2. Kelas aves ini diduga berawal dari reptile terbang.kelas aves berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa mesozoikum. Fosil burung purba tertua yang ditemukan adalah Archaeopteryx lithograpica. Fosil ini ditemukan dijerman, yang berusia 150 juta tahun, termasuk kedalam masa jura.
3. Berdasarkan kemampuan terbangnya, habitatnya, jenis makananya dan jenis bulunya, maka kelas Aves dibagi menjadi beberapa ordo, diantaranya: Ordo Apterygiformes, Ordo Struthioniformes, Ordo Rheiformes, Ordo Casuarriiformes, Ordo Tinamiformes, Ordo Podicipediformes, Ordo Gaviiformes, Ordo Spheniscitormes, Ordo Procellariiformes, Ordo Pelecaniformes, Ordo Ciconiiformes, Ordo Anseriformes, Ordo Falconiformes, Ordo Galliformes,Ordo Gruiformes, Ordo Caradriiformes, Ordo Columbiformes, Ordo Psittaciformes, Ordo Cuculiformes, Ordo Strigiformes, Ordo Caprimulgiformes, Ordo Apodiformes, Ordo Trogoniformes, Ordo Coliiformes, Ordo Coraciiformmes, Ordo Piciformes dan Ordo Passeriformes.
4. Manfaat dari kelas Aves yakni: Sumber protein hewani (daging dan telurnya), Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue, Sebagai bahan perindustrian, contoh shuttle cock untuk bulu tangkis dibuat dari bulu plumae, sedang selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumulae (itik, ayam, angsa, dan lain-lain), Membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. Terutama burung wallet, Burung dilatih dan dilombakan, contoh: merpati pos untuk mengantar surat, lomba suara perkutut, dan lain-lain, Berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi), Untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya, Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah dan Di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam penyusunan makalah ini yaitu kami berharap agar dosen mata kuliah dapat memberikan apresiasi berupa kritikan dan saran baik dari cara penulisan maupun isi makalah sehingga bisa menjadi acuan bagi kami pada penyusunan makalah berikutnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang, dengan pengecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitive, hal tersebut menjadi karakter atau ciri khas pada kelas Aves dan menjadi pembeda dengan kelas lain pada phylum Vertebrata.
Kelas Aves memeiliki banyak anggota sehingga pada perkembangannya Aves dikelompokkan menjadi 27 ordo dengan kriteria-kriteria tertentu. Banyaknya anggota Aves tersebut memjadikan Aves memeiliki banyak peranan dalam kehidupan diantaranya menjadi sumber protein bagi manusia, hewan hiasan dan masih banyak manfaat lainnya. Dengan komplektifitas struktur tubuh Aves menurut penelitian Aves berasal dari Reptil terbang.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui morfologi, anatomi dan fisiologi dari kelas Aves
2. Untuk mengetahui evolusi dari kelas Aves
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari kelas Aves
4. Untuk mengetahui manfaat dari kelas Aves
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui morfologi, anatomi dan fisiologi dari kelas Aves
2. Dapat mengetahui evolosi dari kelas Aves
3. Dapat mengetahui klasifikasi dari kelas Aves
4. Dapat mengetahui manfaat dari kelas Aves
BAB II
PEMBAHASAN
A. MORFOLOGI AVES
Aves merupakan hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan aves/burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
1. Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya. Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
a. Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
b. Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c. Plumae, Bulu yang sempurna.
d. Barbae
e. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Gambar Struktur Bulu Burung
Susunan plumae terdiri dari :
a. Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
b. Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
c. Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
d. Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
a. Tectrices, bulu yang menutupi badan.
b. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
c. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
d. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
e. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
f. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
g. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari
2. Warna Bulu
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu. Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna biru tetapi tidak mengandung pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003). Salah satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco corythaix, mempunyai kuning telur berwarna merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60% dari pigmen merah yang disebut astasantin.
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya. Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena sinar matahari.
3. Aransemen Bulu
Bulu-bulu burung sebenarnya tidak merata, tetapi dirancang pada bidang-bidang terbatas yang disebut pterilae dan ada bidang kecil yang tidak ditumbuhi bulu disebut apterile. Pengecualian pada penguin dan burung kiwi yang bulunya menutupi hampir sebagian besar tubuhnya. Bulu burung dapat dinamai sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:
a. capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang kepala dan terus ke pterilae berikutnya.
b. Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke dasar ekor dan bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
c. Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang turun ke sisi ventral leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral melewati sepanjang sisi tubuh dan berakhir disekitar anus. Bagian apterilae dadabawah dan perut beberapa burung, kaya pembuluh darah selama bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
d. Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit yang meluas ke belakang pada sisi pundak.
e. Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan kuat.
f. Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb merupakan sisa jari kedua. Sedangkan bulu yang menutupi permukaan atas dan bawah sayap disebut dngan covert dan bulu pada aksial sayap disebut aksillaria.
g. Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat sendi lutut ke tubuh.
h. Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki.
4. Pergantian Bulu
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat oksidasi dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara periodik dan digantikan oleh bulu yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi pada waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua tahun.Pergantian bulu biasanya terjadi sebelum atau sesudah perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian bulu parsial oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sempurnanya bulu setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa berbeda-beda. Ada beberapa spesies burung yang pada saat menetas telanjang /tidak memiliki bulu. Bulu pada saat menetas disebut dengan natal plumage. Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat menetas, hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan diganti yang baru, sebagai berikut:
a. Juvenal plumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage. Pada burung passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan diganti bulu first winter plumage.
b. First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir musim panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan, tergantung dari spesiesnya.
c. First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan pertama yang akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa kawin pertama.
d. Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu dewasa pada musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa pada tahun pertama atau lebih dari dua tahun. Bulu ini akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim semi berikutnya.
Warna bulu burung jantan dan betina dari sejumlah spesies adalah identik tetapi masih dapat dibedakan karena secara mayoritas warna bulu burung jantan lebih cerah terutama bulu masa kawin. Namun pada pejantan itik tertentu, setelah musim bersarang, hasil pergantian bulu setelah kawin, warna bulunya menjadi pudar abu-abu kemerahan dan bulu sayapnya lepas sehingga untuk sementara tidak dapat terbang. Oleh karenanya, itik jantan ketika masa ini menjadi tidak menarik.
Fungsi bulu pada aves yaitu dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca dingin, sementara saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu mereka, sebagai penutup tubuh. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem. Untuk memperindah tubuh. Plumae berfungsi agar dapat terbang. Plamulae berfungsi Sebagai isolator. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor. Mengangkat tubuh burung di udara. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Untuk melindungi kulit dari serangga. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung adalah sebagai berikut :
1) Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
2) Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
3) Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
4) Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
5) Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
Selain itu Aves juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
a. Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada Aves:
1) Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala.
2) Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
3) Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
4) Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
5) Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
6) Korakoid : Penghubung tulang dada.
7) Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
8) Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
9) Pelvis : Penghubung tulang ekor.
10) Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
11) Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
12) Tulang paha : Untuk persendian.
B. FISIOLOGI AVES
1. SISTEM PENCERNAAN
a. Organ Pencernaan Aves
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1) Paruh: merupakan modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan.
2) Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan Tanduk.
3) Faring: berupa saluran pendek.
4) Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
5) Lambung terdiri atas Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”.
6) Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
7) Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
8) Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.
b. Mekanisme Pencernaan Aves
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus. Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mem-punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus. Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung : Mulut / paruh→Kerongkongan→Tembolok→Lambung kelenjar →Lambung pengunyah→Hati→Pankreas→Usus halus→Usus besar →Usus buntu→Poros usus (rectum)→Kloaka.
2. SISTEM PERNAFASAN
Unggas dalam hal ini mengambil contoh pada burung, burung mempunyai alat pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus sekunder dan pembuluh brokiolus. Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus yang merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder anterior dan posterior yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parabronkus. Paru-paru burung memiliki kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya kurang/lebih 0,5mm. sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada bagian dalam. Paru-paru burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara sakus pneumatikus yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus, dan daerah leher.
Alat pernapasan yang terdiri atas:
1. Lubang hidung.
2. Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
3. Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
4. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang mudah bergetar. Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.
5. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
6. Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
7. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara. Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi, tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah. Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi udara.
Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar, mengakibatkan udara keluar dari paru-paru. Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya terjadi di dalam paru-paru.
Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens. Selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan saat terbang, sakus pneumatikus juga membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara, mencegah hilangnya panas badan yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah kedinginan, serta mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung perenang. Perubahan massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.
3. SISTEM PEREDARAN DARAH
Peredaran darah Aves tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan. Pembuluh balik atau vena dibedakan atas pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.
4. SISTEM EKSRESI
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanerfous. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal ini membentuk lengkung henle kecil. Air dalam tubuh disimpan melelui reabsorpsi ditubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.
Khusus pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresi asam urat juga garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan memakan ikan laut yang mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam diatas mata. Larutan garam mengalir kerongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam keluar lewat ujung paruh.
5. SISTEM SARAF
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak besar, otak tengah, otak kecil dan sum-sum lanjutan. Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik. Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia. Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung. Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak. Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai akomodasi yang baik.
6. SISTEM REPRODUKSI
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
a. Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian- permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan- epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
b. Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,- bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
c. Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. Fungsi bagian-bagian telur aves yaitu Titik embrio merupakan bagian yang akan berkembang menjadi embrio, kuning telur merupakan cadangan makanan embrio, kalaza berfungsi menjaga goncangan embrio, putih telur berfungsi menjaga embrio dari goncangan dan rongga udara merupakan cadangan oksigen bagi embrio.
C. EVOLUSI AVES
Aves adalah sebuah kelas yang terdapat dalam vertebrata (bertulang belakang)yang mencakup hewan-hewan unggas yang ditandai oleh adnya bulu dan adaptasi terbang lainnya. Kelas aves ini diduga berawal dari reptile terbang.kelas aves berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa mesozoikum. Fosil burung purba tertua yang ditemukan adalah Archaeopteryx lithograpica. Fosil ini ditemukan dijerman, yang berusia 150 juta tahun, termasuk kedalam masa jura.
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya.
Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
D. KLASIFIKASI
Aves terbagi menjadi 27 ordo yang masih bertahan dan 5 ordo yang telah punah. Ordo yang telah punah yaitu Aepyornithiformes, Dinornithiformes, Hesperornis dan ichthyornis, Archaeopteryx dan Diatryniforme. Sedangkan ordo yang masih bertahan yaitu:
1. Ordo Apterygiformes
Ordo Apterygiformes merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri yaitu memiliki Bulu-bulu panjang seperti rambut, tak bercabang dengan sayap kecil. Memiliki paruh panjang, langsing, pada ujungnya terdapat lubang hidung. Mata kecil serta leher dan tungkai relatif pendek. Memiliki jari-jari kaki belakang 4. Tulang dada tanpa lunas. Memiliki telur yang paling besar diantara burung-burung yang masih hidup. Hidup di permukaan tanah, aktif di malam hari (Nocturnal) dan hewan ini memakan cacing atau serangga.
Contoh spesiesnya: Burung Kiwi (Apteryx australis).
2. Ordo Struthioniformes
Hewan ini merupakan kelompok burung tak terbang dan ciri-ciri sebagai berikut memiliki ukuran tubuh yang besar. Kepala, leher dan tungkai berbulu tipis. Kepala kecil, leher panjang dan teratur. Memiliki paruh pendek dan besar. Bulu tidak bercabang, kaki berjari-jari dua, tulang dada tanpa lunas, terdapat simfisid pubis dan tidak memiliki pygostyle.
Contoh spesiesnya: Burung Unta (Struthio camelus).
3. Ordo Rheiformes
Rheiformes merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu dapat berlari cepat, memiliki kepala, leher dan paha berbulu dengan bulu yang tak bercabang. Memiliki sayap cukup besar. Kaki berjari tiga dengan cakar yang kuat serta tulang dada tanpa lunas.
Contoh spesiesnya: Rhea Americana.
4. Ordo Casuarriiformes
Hewan ini merupakan kelompok burung tak terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki ukuran tubuh besar. Kepala berbulu tipis, leher dan badan berbulu tebal. Memiliki bulu bercabang hampir sama panjang dengan induknya. Kaki berjari tiga, satu diantaranya bercakar runcing. Tulang dada tanpa lunas serta memiliki sayap yang kecil. Ordo ini terdiri dari dua familia salah satunya familia Casuaridae.
Contoh spesiesnya: Burung Kasuari (Casuarius casuarius).
5. Ordo Tinamiformes
Hewan ini merupakan kelompok burung-burung kecil, terestrial, tak pandai terbang dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni memiliki sayap kecil bulat. Tulang dada berlunas.memiliki bulu ekor dan pygossyle menyusut. Telur mengkilat dan hewan ini merupakan pemakan tumbuhan.
Contoh spesiesnya: Eudromia elegans.
6. Ordo Podicipediformes
Ordo ini mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu hidup di air tawar dan pandai menyelam. Memiliki tungkai terletak jauh di bagian belakang tubuh. Memiliki kaki berlebus dan ekor pendek. Memiliki tempurung lutut besar dan tarsus yang pipih.
Contoh spesiesnya: Podiceps cristalis.
7. Ordo Gaviiformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki tungkai pendek yang terletak di bagian belakang tubuh. Memiliki ekor terdiri atas 18 – 20 lembar bulu yang kaku. Jari-jari berselaput renang. Patella (tempurung lutut) kecil dan pandai terbang.
Contoh spesiesnya: Gavia immer.
8. Ordo Spheniscitormes
Anggota ordo ini mencakup semua jenis burung pinguin dengan ciri-ciri umum sebagai berikut yaitu merupakan burung air yang tidak dapat terbang. Memiliki bulu-bulu kecil seperti sisik menutup seluruh tubuh. Sayap berbentuk seperti dayung, berguna untuk terbang di dalam air. Kaki berjari-jari 4 menghadap ke depan dan berselaput. Tulang-tulang berbentuk pipih. Di bawah kulitnya terdapat lapisan lemak yang tebal.
Contoh spesiesnya: Pinguin (Aptenodytes forster).
9. Ordo Procellariiformes
Anggota dari ordo ini merupakan kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni lubang hidung berbentuk buluh. Memiliki paruh tertutup oleh beberepa kepingan bahan tanduk. Di dalam kepala terdapat kelenjar garam. Memiliki jari-jari belakang sangat mereduksi atau menghilang sama sekali. Bulu-bulu tersususn padat dan tampak berminyak dan memiliki sayap pankang dan sempit. Ordo ini terdiri dari empat familia dua di antaranya ialah familia Diomedeidae contoh spesiesnya: Diomedea nigripes (Albatros) dan familia Hydrobatidae contoh spesiesnya Hydrobales pelagicus.
10. Ordo Pelecaniformes
Anggota dari ordo ini mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki lubang hidung sangat mereduksi atau tidak ada sama sekali. Mempunyai kantung leher. Memiliki kaki berjari 4 dan berselaput. Paruh panjang dapat membuka leher untuk menangkap dan menelan ikan. Hidup berkoloni. Ordo ini mencakup enam familia, beberapa diantranya ialah familia Plecanidae dengan contoh spesiesnya Pelecanus conspicillasis, familia Anhingidae dengan contoh spesiesnya Anhinga anhinga, Phalocrocoracidae dengan contoh spesiesnya Phalocrocorax carbo.
11. Ordo Ciconiiformes
Mencakup burung-burung air dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni memiliki leher dan tungkai panjang. Memiliki paruh besar lurus atau berombak tajam. Jari-jari tanpa selaput. Bulu-bulu dekoratif. Burung yang baru menetas tidak berbulu. Jenis makanannya yaitu ikan atau hewan-hewan air yang lainnya.
Contoh: familia Ardeidae dengan contoh spesiesnya Ardea herodria, familia cicoliniidae dengan contoh spesiesnya Leptoptilos javanicus (Bangau).
12. Ordo Anseriformes
Anggotanya mencakup bangsa itik dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki paruh lebar tertutup oleh lapisan bahan tanduk yang lunak dengan tepi paruh berlamela (berpematang) transversal. Memiliki lidah berdaging. Tungkai pendek, jari-jari berselaput dan memiliki ekor yang umumnya pendek serta tersusun atas banyak bulu. Ordo ini mencakup dua familia yaitu familia Anhimidae dengan contoh spesiesnya Anhima cornuta, dan familia Anatidae dengan contoh spesiesnya Anas platyrynchos.
13. Ordo Falconiformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung buas dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki paruh pendek, ujungnya melepas dan runcing, tepi-tepinya tajam. Memiliki jari-jari kaki tajam melengkung sesuai untuk mencengkram mangsanya. Kuat terbang. Ordo ini mencakaup lima familia diantaranya yaitu familia Falconidae dengan contoh spesiesnya Falco peregrius, dan familia Accipitridae dengan contoh spesiesnya Haliaster indus.
14. Ordo Galliformes
Anggotanya mencakup burung-burung terrestrial dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu terbangnya pendek-pendek. Memiliki paruh pendek bulu dengan cabang bulu. Kaki digunakan untuk berlari dan mengais. Pemakan biji-biji rerumputan (Graminivor). Ordo ini mencakaup tujuh familia diantaranya yaitu familia Megapodidae dengan contoh spesiesnya Megapodius sp., dan familia Phasianidae dengan contoh spesiesnya Pavo mulicus.
15. Ordo Gruiformes
Anggotanya mencakup berbagai jenis burung yang mempunyai ukuran yang bervariasi dengan ciri-ciri sebagai berikut ada yang tak pandai terbang dan yang pandai terbang. Memiliki bulu-bulu bercabang. Memiliki tungkai panjang dan paruh yang besar. Ordo ini mencakup dua belas familia, diantaranya yaitu familia Turnicidae dengan contoh spesiesnya Turnix suscicator (Gemak puyuh), dan familia Rallidae dengan contoh spesiesnya Porphyrula martinica.
16. Ordo Caradriiformes
Mencakup burung-burung pantai dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki sayap dan tungkai panjang dan ramping. Memiliki jari-jari berselaput dan paruh berbentuk buluh sebagi alat penyedot. Memiliki bulu-bulu tebal yang tersusun rapat. Ordo ini meliputi 16 familia, beberapa diantaranya ialah familia Jacanidae dengan contoh spesiesnya Hydrophasianus chirurgus, familia Burhinidae dengan contoh spesiesnya Numenius americanus, dan familia Laridae dengan contoh spesiesnya Larus marinus.
17. Ordo Columbiformes
Anggotanya mencakup burung-burung sebangsa merpati dengan ciri-ciri sebagai berikut yakni memiliki paruh pendek dan langsing. Tarsus biasanya lebih pendek daripada jari-jari. Memiliki kulit tebal dan halus. Memiliki tembolok besar dan menghasilkan cairan seperti susu (pigeon susu) untuk anaknya. Pemakan biji-bijian (Graminivor) dan buah-buahan (fragivor). Ordo ini mencakaup tiga familia, diantaranya yaitu familia Pteroclidae dengan contoh spesiesnya Pterocles alchata, familia Raphidae dengan contoh spesiesnya Raphus cuculatus dan familia columbidae dengan contoh spesiesnya Streptopelia bitorquata.
18. Ordo Psittaciformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung sebangsa kakatua dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki bulu-bulu berwarna hijau, biru, kuning atau hijau. Memiliki paruh pendek, sempit, tepinya tajam, ujungnya berkait dan paruh bagian atas bersendi dengan tengkorak sehingga dapat bergerak. Memiliki kaki bertipe “zygodactylus” (dua jari ke depan dua jari ke belakang). Jari terluar tidak “reversible” (tidak dapat dibalikka ke depan). Ordo ini mencakaup satu familia psittacidae dengan beberapa contoh spesiesnya Psittacula alexandrii, Cacatua galerita dan Probosciger aterrimus.
19. Ordo Cuculiformes
Anggotanya mencakup burung-burung yang sering di sebut kuko,dengan cirri-ciri sebagai berikut yaitu dua buah jari kaki ke depan, dua buah yang lain ke belakang ; jari terluar dapat di balikan ke depan. Memiliki kaki tidak sesusi dengan mencengkram, memiliki ekor panjang dan paruh sedang. Banyak anggota familia ini bersifat parasit (yang betina menitipkan telur –telurnya di sarang burung lain ). Ordo ini mengcakup dua familia yaitu familia Mosophagidae dengan contoh spesies Tauraco. familia Cuculidae dengan contoh spesies Centropus bengalensis dan Cuculus canorus.
20. Ordo Strigiformes
Anggotanya mencakup jenis–jenis burung hantu dengan ciri-ciri umum sebabgai berikut yaitu memiliki kepala besar dan bulat, mata besar dan menghadap ke depan, di kelilingi oleh bulu-bulu yang tersusun radial (menjari). Memiliki lubang telinga lebar, sering kali tertutup oleh lipatan kulit, memiliki paruh pendek, jari kaki mempuyai cakar yang tajam sesuai dengan fungsinya untuk mengcengkeram. Hewan ini aktif diwaktu malam (nocturnal) dan merupakan predator. Ordo ini mencakup dua familia yakni familia Tytonidae dengan contoh spesies Tyto alba, familia Strigidae dengan contoh spesies Bubo virginianus.
21. Ordo Caprimulgiformes
Mencakup jenis–jenis burung cabak dengan ciri-ciri umum sebagai berikut yaitu memiliki paruh kecil dan lunak, mulut lebar, tepi paruh bagian atas tertutup oleh bulu-bulu peraba yang bentuknya seperti rambut-rambut kaki. Memiliki bulu-bulu halus, kaki kecil dan lunak. Jenis hewan nocturnal dan insektivor. Ordo ini mencakup lima familia. Dua diantaranya adalah familia Caprimulgidae dengan contoh spesies Caprimulgus vociverus familia Podargidae dengan contoh spesies Podargus.
22. Ordo Apodiformes
Anggota ordo ini mencakup sebangsa burung layang-layang dengan ciri-ciri umum sebagai berikut yakni memiliki tubuh kecil, tungkai sangat kecil, sayap runcing, paruh kecil dan lunak, ada yang langsing dengan lidah berbentuk bulu panjang. Ordo ini mengcakup tiga familia. Dua diantaranya ialah familia Apodidae dengan contoh spesies Collcalia esculenta dan familia Trochilidae dengan contoh spesies Colibri coruncans.
23. Ordo Trogoniformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut memiliki paruh pendek dan bahu dengan “rambut-rambut bahu” pada pangkalnya, memiliki kaki kecil dan lunak, ulu-bulu berwarna cerah, seringkali berwarna hijau. Ordo ini mengcakup satu familia Trogonidae dengan salah satu contoh spesies Trogon viridis.
24. Ordo Coliiformes
Anggota ordo ini mencakup burung-burung dengan ciri-ciri sebagai berikut memiliki kaki bertipe paserin (tiga jari kedepan, satu jari kebelakang), jari ke-1 dan ke-4 reversibel dan memiliki ekor sangat panjang. Pemakan serangga (insektivor) dan buah (frugivor). Ordo ini mencakup satu familia Colidae dengan contoh spesies Colius macrouros.
25. Ordo Coraciiformmes
Mencakup berbagai jenis burung yang morfologis yang tidak begitu mirip.ciri-ciri umumnya sebagai berikut yaitu memiliki paruh kuat, jari-jari ke-3 dan ke -4 bersatu pada bagian pangkal. Ordo ini mencakup tujuh familia. Dua di antaranya adalah familia Alcedinidae dengan contoh spesies Halcyon chloris dan familia Bucerotidae dengan contoh spesies Buceros bicornis (enggang).
26. Ordo Piciformes
Mencakup jenis-jenis burung yang morfologis tidak begitu mirip.ciri-ciri umumnya adalah sebagai berikut yaitu memiliki paruh kuat, bulu ekor kaku, ujungnya runcing. Memiliki lidah dengan ujung yang kasar atau di lengkapi dengan bayangan seperti bulu. Lidah dapat di julurkan. Ordo ini mengcakup lima familia. Tiga diantaranya ialah familia Capitonidae dengan contoh spesies Megalaima corvina, familia Ramphasidae dengan contoh spesies Ramphastor sulfuratus, familia Picidae dengan contoh spesies Dinopium javanense.
27. Ordo Passeriformes
Ordo ini mencakup sejumlah besar jenis burung dengan ciri-ciri sebagai berikut yaitu memiliki kaki berjari-jari empat, 3 ke depan dan 1 ke belakang dan paruh sesuai dengan memotong. Ordo ini mencakup sekitar 69 familia. Beberapa contohnya ialah familia Hirundinidae dengan contoh spesies Hirundo rustica, Dicruridae dengan contoh Dicrurus macrocercus, dan Oriolidae dengan contoh Oriolus chinensis.
E. MANFAAT AVES
Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan. Dan selain itu daging dan telur burung merupakan sumber lemak dan protein yang di butuhkan manusia. Keindahan kicau dan warna jenis burung tertentu menyebabkan manusia tertarik untuk memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan sebagai hiasan oleh kepala suku-suku masyarakat di papua. Begitu juga, kemampuan terbang beberapa jenis burung misalnya merpati dimanfaatkan sebagai bentuk hiburan atau kegiatan yang diperlombakan. Sejak jaman dulu burung telah digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan. Burung-burng pemeliharaan seperti, ayam, itik, bebek, kalkun, angsa dan puyuh. Burung-burung kecil membantu dalam membasmi hama serangga pada tanaman dan ada juga burung yang berukuran besar seperti elang dan burung hantu menjaddi preator bagi tikus sawah.
Selain memberi manfaat pada manusia tapi juga ada yang merugikan dan beberapa jenis burung memajan biji-bijian, tanaman muda dan buah-buahan yang sengaja ditanam oleh manusia, selain itu burung juga bisa menjadi vector penyakit seperti penyakit flu burung.
Berikut ini adalah manfaat Aves:
1. Sumber protein hewani (daging dan telurnya).
2. Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue.
3. Sebagai bahan perindustrian, contoh shuttle cock untuk bulu tangkis dibuat dari bulu plumae, sedang selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumulae (itik, ayam, angsa, dan lain-lain).
4. Membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. Terutama burung walet.
5. Burung dilatih dan dilombakan, contoh: merpati pos untuk mengantar surat, lomba suara perkutut, dan lain-lain.
6. Berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi).
7. Untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya.
8. Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah.
9. Di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aves menunjukan bentuk morfologi dan anatomi serta fisiologi yang tidak beda jauh dengan kelas lain dalam phylum Vertebrata. Namun kelas Aves memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh kelas lain seperti tubuh Aves yang hampir semuanya diselimuti oleh bulu, memiliki kantung udara dan memiliki paruh.
2. Kelas aves ini diduga berawal dari reptile terbang.kelas aves berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa mesozoikum. Fosil burung purba tertua yang ditemukan adalah Archaeopteryx lithograpica. Fosil ini ditemukan dijerman, yang berusia 150 juta tahun, termasuk kedalam masa jura.
3. Berdasarkan kemampuan terbangnya, habitatnya, jenis makananya dan jenis bulunya, maka kelas Aves dibagi menjadi beberapa ordo, diantaranya: Ordo Apterygiformes, Ordo Struthioniformes, Ordo Rheiformes, Ordo Casuarriiformes, Ordo Tinamiformes, Ordo Podicipediformes, Ordo Gaviiformes, Ordo Spheniscitormes, Ordo Procellariiformes, Ordo Pelecaniformes, Ordo Ciconiiformes, Ordo Anseriformes, Ordo Falconiformes, Ordo Galliformes,Ordo Gruiformes, Ordo Caradriiformes, Ordo Columbiformes, Ordo Psittaciformes, Ordo Cuculiformes, Ordo Strigiformes, Ordo Caprimulgiformes, Ordo Apodiformes, Ordo Trogoniformes, Ordo Coliiformes, Ordo Coraciiformmes, Ordo Piciformes dan Ordo Passeriformes.
4. Manfaat dari kelas Aves yakni: Sumber protein hewani (daging dan telurnya), Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau membuat kue, Sebagai bahan perindustrian, contoh shuttle cock untuk bulu tangkis dibuat dari bulu plumae, sedang selimut, bantal, kasur dibuat dari bulu plumulae (itik, ayam, angsa, dan lain-lain), Membuka lapangan kerja dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit, dan perkutut. Terutama burung wallet, Burung dilatih dan dilombakan, contoh: merpati pos untuk mengantar surat, lomba suara perkutut, dan lain-lain, Berbagai burung diawetkan utuh dengan mengganti isi perutnya dengan kapas sehingga tampak seperti masih hidup (taxidermi), Untuk dinikmati suaranya dan keindahan bulunya, Sebagai predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan sebagai pengendalian hayati alamiah dan Di bidang sains dipergunakan untuk praktikum para siswa dan mahasiswa.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam penyusunan makalah ini yaitu kami berharap agar dosen mata kuliah dapat memberikan apresiasi berupa kritikan dan saran baik dari cara penulisan maupun isi makalah sehingga bisa menjadi acuan bagi kami pada penyusunan makalah berikutnya.
Jumat, 13 Januari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)